Oleh: Ani Nursalikah
Parfum juga memainkan peran penting dalam budaya dunia kuliner Islam abad pertengahan.
Parfum digunakan untuk membersihkan peralatan memasak sebelum menyiapkan makanan. Parfum juga dipakai sebagai bumbu, penambah aroma masakan atau pewarna makanan dan minuman.
Dalam dunia kedokteran, parfum memiliki peran kunci sehingga penjual parfum atau rempah-rempah (attar) bahkan mempunyai kedudukan yang sama dengan ahli obat dan ahli kimia. Teks farmakologis menjelaskan, efek wewangian tertentu terhadap bagian-bagian tubuh juga menunjukkan keampuhan wewangian dalam mengobati penyakit.
Ambergris dan musk dipercaya dapat menstimulasi dan menguatkan otak, jantung, hati dan meningkatkan kemampuan panca indera. Sedangkan, kamper digunakan untuk mengobati hati, peradangan mulut, demam, dan sakit kepala.
Mesir dunia parfum
Selama ribuan tahun, parfum menjadi barang yang sangat penting di Mesir. Bangsa Mesir termasyhur karena aroma dan wewangian yang mereka ciptakan. Untuk menciptakan parfum, ada banyak jenis minyak yang digunakan bangsa ini. Minyak yang paling lazim digunakan adalah moringa, balanos, kastor, wijen, almond, dan zaitun.
Menurut Theophrastus yang melakukan studi mengenai wewangian, balanos dianggap sebagai jenis minyak yang paling cocok digunakan karena tidak terlalu kental. Jenis berikutnya adalah minyak zaitun mentah dan minyak almond.
Salah satu parfum terkenal di Mesir dibuat di Kota Mendes yang kemudian diekspor ke Roma. Parfum ini dibuat dari minyak balanos, kemenyan, dan resin. Susunan penambahan bahan ke dalam minyak saat membuat parfum sangat penting. Bahan terakhir yang ditambahkan menjadi aroma yang paling kuat.
Contohnya, jika menambahkan satu pon kemenyan ke dalam setengah liter minyak, lalu terakhir menambahkan sepertiga ons kayu manis, maka aroma kayu manis akan mendominasi.