Kamis 27 Feb 2014 02:16 WIB

Subsidi Tekan Ongkos Haji

Pemondokan jamaah haji Indonesia
Pemondokan jamaah haji Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Amri Amrullah

Seharusnya, dari bagi hasil setoran awal jamaah, justru biaya bisa lebih rendah di indirect cost.

JAKARTA — Peningkatan nilai manfaat pada setoran awal biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) 2013 dinilai dapat memperbesar nilai subsidi untuk BPIH tahun ini.

Dengan naiknya jumlah subsidi, Panja BPIH 2014 DPR RI menilai, ongkos haji seharusnya bisa lebih kecil dibanding tahun kemarin.

Dalam Laporan Kinerja Keuangan Penyelenggaraan Ibadah Haji Kementerian Agama 2013, tertera adanya peningkatan nilai manfaat dari setoran awal. Peningkatan tersebut berkisar Rp 100 miliar, dari Rp 8,6 triliun pada 2012 menjadi Rp 8,7 triliun pada tahun lalu.

Anggota Panja BPIH 2014 DPR RI Ledia Amalia Hanifah mengatakan, panja tengah menyisir seluruh komponen biaya yang memungkinkan untuk diberikan subsidi lebih besar dari BPIH 2013 tahun lalu.

“Memang kalau mengikuti kurs dolar bisa naik, tapi seharusnya dari bagi hasil setoran awal jamaah, justru biaya bisa lebih rendah di indirect cost,” ujar Ledia kepada Republika, Selasa (25/2).

Ledia mengatakan, pembahasan di BPIH 2014 tidak hanya menjadikan patokan kenaikan harga dolar terhadap rupiah pada tahun ini yang dijadikan alasan untuk kenaikan BPIH.

Untuk menekannya, ujar Ledia, harus ada kesepakatan jika komponen biaya tidak langsung (indirect cost) yang menggunakan mata uang rupiah tidak lebih besar dari tahun lalu.

Tak hanya itu, harus ada akumulasi nilai manfaat dari setoran awal jamaah yang dapat memperbesar subsidi pada BPIH 2014.

“Tahun lalu, subsidi dari akumulasi bagi hasil setoran awal 34 persen dari total biaya. Kita berharap tahun ini seharusnya subsidi itu bisa melebihi itu,” ujarnya.

Dengan demikian, kata dia, di tengah pergolakan dolar AS terhadap rupiah ini, BPIH 2014 bisa sama atau bahkan lebih kecil dibanding BPIH 2013 yang rata-rata Rp 33,9 juta. Kalaupun akan menurun, dia mengimbau kualitas pelayanan tetap bertambah.

Ledia mengungkapkan, dua komponen biaya yang masih menjadi tanggungan jamaah adalah biaya transportasi penerbangan dan pemondokan.

Menurutnya, biaya ini dapat dioptimalisasi dari inderect cost sehingga semakin besar komponen biaya yang mendapatkan subsidi dari setoran awal dana haji.

Contohnya untuk pemondokan. Pihaknya mengingatkan Kemenag selaku pihak pemberi amanah untuk pihak pencari pemondokan agar tidak lagi menggunakan 47 pemondokan yang sudah dalam daftar hitam Inspektorat Jenderal (Irjen) Kemenag.

Selain itu, kata dia, pemberian uang muka pemondokan yang hanya 30 persen sering kali menjadi alasan Indonesia kalah mendapatkan pemondokan berkualitas dan dekat dari Masjidil Haram. Karena itu, pada rapat sebelumnya, disepakati pembayaran uang muka pemondokan 50 persen.

Hanya, panja berharap, setelah pemberian uang muka 50 persen itu, Kemenag bisa memberi sanksi bagi pihak yang masih mendapatkan pemondokan tidak sesuai persyaratan.

Rapat Panitia Kerja (Panja) Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2014 masih terus digelar sejak Senin hingga beberapa hari ke depan. Panja ini terdiri atas anggota Komisi VIII DPR RI dan Kementerian Agama (Kemenag).

Menteri Agama Suryadharma Ali juga berharap agar biaya tidak langsung yang masih ditanggung oleh jamaah untuk BPIH 2014 dapat ditanggung dari nilai subsidi yang semakin besar.

Contohnya untuk pemondokan. Dia menjelaskan, saat ini jamaah tidak membayar 100 persen biaya pemondokan karena telah mendapatkan subsidi dari bagi hasil setoran awal haji.

Menag memaparkan subsidi pemondokan ini terus naik dari tahun ke tahun, contohnya, pada 2012 subsidi pemondokan sebesar Rp 2,6 juta.

Kemudian, pada 2013, subsidinya sebesar Rp 5,7 juta. Ia menargetkan tahun ini subsidi pemondokan itu bisa naik kembali sehingga jumlah BPIH 2014 yang harus dibayar semakin berkurang.

Untuk biaya komponen lain, seperti penerbangan, ia menjelaskan, faktor penentu untuk biaya penerbangan adalah perubahan kurs dolar terhadap rupiah dan avtur.

Menurut dia, ini yang mungkin perlu pembahasan lebih jauh bagaimana menyiasatinya. “Karena, walaupun jumlah dolar AS-nya sama seperti tahun lalu, ketika dikonversi ke rupiah, bisa jadi terdapat perbedaan yang jauh,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement