Senin 24 Feb 2014 07:28 WIB

Dukung Budaya Membaca Melalui Pameran Buku

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Chairul Akhmad
Pelajar tengah membaca buku di salah satu stan penerbit dalam ajang Islamic Book Fair (IBF) di Jakarta.
Foto: Republika/Agung Supri
Pelajar tengah membaca buku di salah satu stan penerbit dalam ajang Islamic Book Fair (IBF) di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Islamic Book Fair (IBF) mencoba mengambil peran dan memfasilitasi budaya baca dengan mengajak semua masyarakat untuk berkunjung ke pameran buku dan memperkenalkan anak-anak dengan buku sedini mungkin.

Sebagai pembuka awal ajang pameran buku Islam nasional terbesar itu, panitia IBF 2014 menggelar soft opening IBF di area car free day (CFD) dari Patung Kuda Monas dan berakhir di Bundaran Hotel Indonesia, Ahad (23/2).

Dalam kegiatan ini, spanduk-spanduk besar bertulis 'Gerakan Indonesia Membaca' diusung peserta. Ketua Panitia IBF 2014 Abdullah Fanani mengungkapkan, selain melakukan pengenalan awal IBF yanh akan digelar 28 Februari-9 Maret, karnaval IBF ini pun digunakan untuk sosialisasi budaya membaca.

Area CFD yang ramai dipilih dengan harapan dapat menyentuh orang-orang di sana untuk bergabung dan peduli dengan budaya membaca. ''Jadi di tengah santai-santai mereka, tetap ada pemikiran membaca adalah hal penting,'' kata Fanani.

Dari sisi penerbit, gerakan ini menjadi realisasi perintah membaca dalam Alquran. Melalui tema besar IBF 'Saatnya Umat Berkarakter Qurani', panitia juga ingin mengajak semua elemen masyarakat di tahun politik ini dan tahun-tahun berikutnya, untuk bisa mewujudkan budaya membaca.

Harus diakui, kata Fanani, minat baca bangsa Indonesia masih rendah. Indonesia kalah dengan Malaysia dan tertinggal jauh dengan Singapura. IBF berusaha menggedor dan terus mengkampanyekan kepada semua elemen bangsa untuk menjadikan membaca sebagai budaya. Ramainya media elektronik, juga diharapkan dapat mendukung budaya membaca.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement