REPUBLIKA.CO.ID,
”Dan aku adalah orang yang paling baik kepada keluarga”
(HR Bukhari dan Muslim)
Kehidupan keluarga Rasulullah SAW sangat luar biasa. Rasul, adalah sosok yang romantic, dan sayang pada istri. Wakil Sekretaris Umum MUI, KH Tengku Zulkarnaen menuturkan, bagaimana kehangatan yang dicontohkan Rasul dalam hidup berumah tangga.”Rasul pendamping istri yang terbaik,”kata dia kepada Republika di Jakarta, Kamis (9/1).
Contoh sederhana, kata dia, Rasul menyapa istrinya dengan sapaan hangat dan baik. Rasul menyapa Khadijah dengan sebutan ya habibi, wahai kekasihku. Begitu juga dengan Aisyah, yang disapa dengan ya humaira’ wahai wanita yang pipinya kemerahan.
Tengku menyayangkan, teladan ini tak banyak dipraktikkan umat. Malah justru panggilan lembut dan romantis itu ditiru oleh orang Barat. Selama hidup 25 tahun dengan Khadijah tidak ada kata-kata maupun perbuatan kasar.
Rasulpun tidak menyakiti istri pertamanya Khadijah dengan menduakannya. Rasul hanya memiliki satu orang istri sejak menikah dengan Khadijah pertama kali pada usia 25 tahun dengan perbedaan usia 15 tahun lebih tua.
Rasul baru menikah kembali setelah satu tahun Siti Khadijah wafat. Hal itupun setelah didesak oleh sahabat nabi karena kaum wanita kesulitan belajar agama dari teladan Rasul.
Akhirnya Rasulpun dipilihkan seorang wanita yang berpengalaman janda dengan banyak anak berusia 61 tahun lebih tua 10 tahun dari Rasulullah. Istri kedua bernama Saudah binti Zam’a.
Nabi juga mengajarkan untuk menjaga rahasia keluarga khususnya rahasia istrinya. “Sesungguhnya suami merupakan pakaian istri dan istri adalah pakaian suami,”ujarnya.
Lebih lanjut, Tengku mengatakan Rasul menekankan pentingnya menjaga keharmonisan keluarga karena pada hakikatnya, baiti jannati, rumahku adalah surgaku. Saat seseorang memiliki keluarga yang harmonis maka dia akan bekerja dengan tenang. Ketenangan di luar itu cermin dari rumah tangga yang damai.
Rasulullah tidak pernah membuat masalah dengan istrinya. Dia tidak pernah mencela istri ketika makanan yang dimasak istri tidak enak. Pernah ketika pulang ke rumah, istrinya melarang untuk memakan sayur yang dibuat istrinya karena ketumpahan cuka. Rasul pun menjawab dia suka minum cuka dan sayur masam itu pun dimakannya dengan senang hati.
Begitu juga ketika istrinya memanggang roti terlalu lama hingga gosong. Rasul tetap memakannya sambil berkata roti yang dibakar memang akan hangus. Rasul tetap menjaga keharmonisan keluarga.