REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Sekitar 10 orang calon jamaah umrah yang gagal berangkat ke tanah suci Selasa (24/12) malam, hingga Kamis (26/12) siang masih terkatung-katung di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah. Mereka belum tahu kejelasan bagaimana nasib rencana perjalanan ibadah umrah selanjutnya.
Karena setelah tiga hari terlunta-lunta di Jakarta, pihak biro umrah PT. Ziar tidak bisa memberi kepastian pemberangkatan mereka. Evi, Pendamping umrah jamaah ini mengatakan, informasi terbaru pihak biro umrah PT. Ziar sudah lepas tangan menyiapkan penerbangan jamaah ke tanah suci.
"Akibatnya biro umrah ini menyerahkan pencarian penerbangan ke saya," ujarnya kepada Republika, Kamis (26/12). Evi mengakui, pihak biro perjalanan pun telah mengembalikan uang penerbangan milik jamaah untuk dapat dicarikan maskapai pengganti. Namun, ungkap Evi mencari maskapai pengganti pun tidak semudah yang diperkirakan.
"Saya sudah keliling-keliling ke beberapa maskapai yang menyedian penerbangan ke Jeddah, tapi hingga saat ini belum dapat," keluhnya. Total jamaah yang didampinginya 28 orang, 10 orang jamaah yang menginap di padepokan silat merupakan jamaah yang berasal dari Sulawesi. Sedangkan 18 orang lainnya memilih pulang sementara karena merupakan jamaah yang berasal dari Jawa Barat.
Nasib yang sama dirasakan sekitar 130 calon jamaah umrah PT. Ziar yang rencananya akan diberangkatkan pada Sabtu (28/12) mendatang. Pihak biro umrah sudah memastikan tidak bisa memberangkatkan 130 calon jamaah umrah tersebut karena alasan tidak adanya maskapai penerbangan.
Akibatnya, jelas Evi, mereka itu pun dipastikan gagal berangkat bila tidak ada penerbangan pengganti. "Informasi terakhir saya dengan pembimbing yang mendampingi 130 calon jamaah umrah tersebut, uang akan segera dikembalikan 100 persen," ucapnya.
Masih adanya biro umrah yang seringkali merugikan jamaah ini seharusnya menjadi perhatian pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama (Kemenag). Ketua Komisi VIII DPR RI Ida Fauziyah mengingatkan, Kemenag seharusnya bisa mengevaluasi adanya biro umrah yang bermasalah seperti ini.
"Berkali-kali sudah kita ingatkan ke Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah agar biro yang terus merugikan jamaah ini ditindak," ujarnya kepada Republika. Pihaknya pun mengingatkan kepada masyarakat agar memilih biro umrah yang sudah berizin dan berpengalaman. Jangan mudah terpikat dengan iming-iming paket umrah murah dan tak masuk akal.
Bagi biro umrah yang berizin dan berpengalaman pun, jelas dia, Kemenag seharusnya melakukan evaluasi berkala pelayanan yang diberikan ke jamaah umrah. Jangan sampai Kemenag, khususnya Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah hanya puas sampai pada biro berizin saja. "Kalau berizin juga terus merugikan jamaah ya, tetap dikasih peringatan kalau perlu ditutup," tegasnya.
Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali sebelumnya sudah meminta ke Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah untuk tegas mencabut izin biro perjalanan ibadah haji dan umroh nakal dan terus merugikan jamaah karena batal berangkat. Suryadharma mengatakan, selain meminta pencabutan izin dari Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah.
Suryadharma juga meminta kepada pihak kepolisian untuk mengusut biro-biro perjalanan haji maupun umroh yang menelantarkan jamaah. "Akan kita cabut izin mereka yang dengan sengaja menelantarkan jamaah. Ini dilakukan supaya ada efek jera dan tidak terulang lagi di tahun-tahun berikutnya," kata dia.