REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Mohammad Akbar
Sekitar 30 persen jamaah umrah di Tanah Suci berasal dari Indonesia.
JAKARTA -- Jika tak ada aral, pergantian tahun masehi kali ini akan menjadi spesial bagi Etty Rochayati sekeluarga. Ia bersama lima anggota keluarganya menanamkan niat untuk menyambut tahun baru di Tanah Suci.
“Ini umrah pertama saya sekaligus juga untuk merayakan tahun baru di depan Ka’bah,” kata Etty, warga asal Bandung, bercerita.
Etty mengaku sudah mengantungi jadwal untuk umrah pada 28 Desember mendatang. Rencananya selama sembilan hari, ibu satu anak ini akan menunaikan ibadah di Tanah Suci.
“Kita mencoba mencari pengalaman berbeda (untuk menyambut tahun baru). Semoga tahun depan kita bisa lebih berkah dengan berdoa di sana,” ujarnya.
Untuk menyambut tahun baru di Tanah Suci, Etty hanya salah satu dari ribuan calon jamaah umrah asal Indonesia yang berniat umrah.
Ketua Umum Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh) Baluki Ahmad membenarkan adanya animo masyarakat untuk umrah pada Desember yang sangat tinggi. “Hampir semua pengelola travel mengalami peningkatan jamaah,” katanya.
Baluki tak menyebut data secara pasti terkait peningkatan jamaah umrah tahun ini. Namun, ia mengakui jadwal liburan sekolah serta akhir tahun memang menjadi alasan meningkatnya animo masyarakat untuk beribadah umrah. “Umumnya yang berangkat memang bertujuan untuk menyambut tahun baru di sana,” ujarnya.
Manajer operasional Razek Travel & Tour, Danly Hasyim, membenarkan adanya peningkatan jamaah umrah di awal musim umrah tahun ini.
Ia mengatakan, tahun lalu awal musim umrah terjadi pada Januari. Tak heran, katanya, untuk pelaksanaan ibadah umrah pada tahun ini menjadi lebih spesial untuk merekrut calon jamaah.
“Momentum menyambut tahun baru bersama keluarga di depan Ka’bah akan menjadi sesuatu yang tak bisa dilewatkan begitu saja,” katanya.
Danly mengatakan, untuk Desember ini, pihaknya menerbangkan dua rombongan. Rombongan pertama diberangkatkan pada 19 Desember. Rombongan berikutnya menyusul sepuluh hari kemudian.
Harga yang dibanderol mulai dari 2.000-2.400 dolar AS. “Alhamdulillah, peningkatannya tahun ini mencapai 30-40 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.”
Hal yang sama juga dirasakan Hadijah Abidin dari Asra Suhada Travel. Dengan mematok banderol hingga 3.300 dolar AS, Hadijah mencoba memanfaatkan momentum tahun baru ini dengan paket wisata religi ke Masjid Al Aqsa dan Dubai. “Umrah tahun ini memang mengalami peningkatan. Ada sekitar 30 persen,” ujarnya.
Dengan adanya peningkatan jamaah pada Desember 2013 rupanya juga diaminkan oleh Director of Business Development Dar Al-Eiman Hotels, Taha El Sayed.
Dar Al-Eiman adalah hotel yang berada di Tanah Suci serta beberapa negara di Timur Tengah. Ia menyebut ada 11 hotel yang dikelolanya. Hotel tersebut beragam layanan, mulai dari bintang tiga hingga bintang lima.
Khusus di Makkah dan Madinah, Taha mengatakan, masing-masing ada 4.500 dan 3.000 kamar yang disiapkan. Ia juga menyatakan jamaah asal Indonesia memang menjadi penyumbang terbesar.
Sejauh ini, dari seluruh jamaah di dunia yang beribadah ke Tanah Suci, sekitar 30 persen berasal dari Indonesia. “Indonesia menjadi pangsa pasar yang besar buat kami,” katanya.
Taha tak menampik untuk musim umrah tahun ini cukup besar peminat yang ingin pergi ke Tanah Suci. Tingginya minat itu ternyata membuat pihaknya harus cukup jeli memasang strategi agar pengelola travel memilih hotel.
“Kami juga menargetkan tahun depan bisa meningkat lagi jamaah dari Indonesia. Targetnya meningkat sampai 45 persen,” ujarnya menjelaskan.