Senin 09 Sep 2013 14:35 WIB

Karena Islam, Sharon Abulnasr Jadi Sosialita yang Rendah Hati

Rep: Agung Sasongko/ Red: Fernan Rahadi
Mualaf (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Mualaf (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Sharon Abulnasr, terbiasa hidup glamor ketika belum menjadi Muslim. Ia pebisnis perempuan yang sukses.  Kemana pun ia pergi selalu menjadi pusat perhatian. Namun, konsekuensi dari pergaulannya, lahirlah ego yang tanpa disadari membuat banyak orang berpandangan negatif.

Tuhan punya rencana lain atas kehidupannya. Kehidupannya mulai masuk berbagai masalah. Bisnisnya tak lagi lancar. Keuangannya terganggu dan kehidupan sosialnya mandek.

Dari perjalanan itu, Sharon bertemu Islam. Prosesnya begitu cepat, hingga Sharon tak ragu menerima Islam. "Aku mulai hidup dari nol, tidak hanya finansial saja, tetapi kehidupan sosial. Aku bangun diriku agar tidak seperti masa lalu," kenang dia seperti dikutip onislam.net, Senin (9/9).

Menurut Sharon, Islam mengajarkan sikap rendah hati dan peduli terhadap sesama. Ini karena, Islam itu mengutamakan persatuan dan kepedulian sosial ketimbang ego pribadi dan nafsu dunia. "Melalui cobaan berupa harta melimpah dan kemiskinan itulah, Allah mencoba ingatkan kita untuk memperbaiki diri," kata dia.

Bangkit dari keterpurukannya, Sharon belajar menjadi peribadi yang lebih baik. Memang tidak mudah, karena banyak melibatkan berbagai aspek dari kehidupkan manusia. Ini mencakup interaksi sosial, cara membelanjakan yang dan banyak lagi.

"Dahulu, aku tidak memperhatikan apa pandangan orang lain dengan apa yang aku kenakan. Pada akhirnya, aku temukan pikiran orang lain berbeda denganku. Inilah yang diajarkan Islam melalui anjuran berpakaian yang baik dan sopan," kata dia.

Perlahan, Sharon mulai mengenakan pakaian yang menutupi seluruh auratnya. Ia tinggalkan rok mini atau baju ketat. Selanjutnya, Sharon mulai mengenakan hijab. Ketika ini dilakukan, Sharon merasa banyak orang, utamanya kalangan pria lebih melihat sisi intelektualnya ketimbang tampilan fisiknya.

"Inilah masa dimana saya merasa dihormati sebagai perempuan," kata dia.

Satu kesimpulan pun muncul dalam pemikiran Sharon. Ketika seseorang sadar bahwa Allah SWT mengawasi setiap hari ini akan baik untuk sarana introspeksi apakah prilaku atau sikap yang ditampilkan berkenan dimata-Nya.

"Iman, adalah hal yang perlu diperlihatkan kepada orang lain, kalau kita tidak bisa memilikinya dihadapan manusia, bagaimana dimata Tuhan Yang Maha Esa," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement