REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Suryadharma Ali mengungkapkan, Masjidil Haram sebetulnya bukan direnovasi, tetapi lebih tepat dibongkar dan diperluas.
Daya tampung tawaf yang dahulu 44 ribu per jam, kini cuma 22 ribu per jam. Itu akibat pembongkaran dan perluasan. Perluasan dan pembongkaran masjid yang mengelilingi ka'bah itu akan berlangsung hingga 2016.
Jika menyaksikan kondisi fisik proyek perluasan masjid tersebut, ia memperkirakan pekerjaan tersebut baru rampung pada 2016. Jadi, tak mustahil pemotongan kuota 20 persen dari kuota dasar 211 ribu per tahun akan berlangsung selama empat tahun ke depan.
Dan karena itu, dalam pertemuan dengan otoritas setempat, ia berharap pada 2016 nanti Jamaah yang menumpuk dalam daftar tunggu bisa masuk pada 2016.
Jadi, sekalipun hingga kini belum ada ketegasan pemotongan kuota 20 persen sampai 2016 mendatang, ia mendengar tempat tawaf pada saatnya akan jauh lebih luas. Bisa menampung 120 orang per jam. Itu artinya sangat memungkinkan Jamaah Indonesia bisa berangkat dalam jumlah besar pada 2016.
Tapi, ia pun melihat sisi lain, bahwa pembongkaran dan pembenahan itu tentu tak hanya menjamah Masjidil Haram. Di Arafah dan Mina pun demikian. Lantas, bagaimana daya tampung di lokasi itu.
SDA sendiri belum bisa memberi penjelasan. Tapi, yang jelas, untuk Jamaah Indonesia diharapkan tidak bermalam di kawasan mina jadid. Pasalnya, ini sangat penting agar syarat sah dalam berhaji dapat terpenuhi.