Kamis 20 Jun 2013 23:50 WIB

Gerindra: Kuota Haji Dikurangi, SBY Jangan Sibuk Urus Partai

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Djibril Muhammad
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Foto: FOTO ANTARA/Ari Bowo Sucipto/nz/13.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana pemerintah Arab Saudi mengurangi kuota jamaah haji 20 persen ke setiap negara mesti menjadi perhatian serius Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebab, bila rencana tersebut terealisasi bisa mengakibatkan kerugian moriil dan materiil bagi Indonesia.

"SBY harus perhatikan urusan haji. Jangan hanya sibuk urus partai," kata anggota Komisi VIII, Noura Hartarony kepada wartawan di kompleks parlemen Senayan, Kamis (20/6).

Politisi Gerindra ini memperkirakan pengurangan kuota haji bakal sebesar 20 persen bakal mengagalkan sekitar 40 ribu calon jamaah haji Indonesia berangkat ke tanah suci.

Kegagalan tersebut, menurut dia, bisa berdampak terhadap kondisi psikologis jamaah. "Pemerintah mesti melakukan lobi intensif ke kerajaan Saudi," ujar Noura.

Dari sisi materiil, Noura memperkirakan pemotongan kuota jamaah sebesar 20 persen calon jamaah haji Indonesia bakal menciptakan kerugian sekitar Rp 300 miliar.

Angka ini, menurut dia, berasal dari uang muka sewa penginapan, travel, katering, dan tiket yang sudah dibayarkan. Ini belum termasuk soal daftar antrean (waiting list) keberangkatan yang semakin panjang. "Kerugian kita bisa mencapai Rp 300 miliar," katanya.

Saat ini menurut Noura Kementrian Agama (Kemenag) sedang melobi ke Pemerintah Arab Saudi agar mau membatalkan rencana pengurangan kuota 20 persen calon jamaah haji Indonesia. Dia berharap usaha lobi Kemenag bisa mencapai hasil yang memuaskan. "Kita ikuti tahapan lobi semampunya," kata Noura.

Andaikata lobi Pemerintah Indonesia gagal, Noura menyarankan sebaiknya calon jamaah haji yang diberangkatkan pemerintah adalah mereka yang sakit dan sepuh. "Kita berharap yang sehat mengalah," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement