REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Dr Muhammad Hariyadi, MA
Salah satu karakter yang tetap identik dengan orang-orang bodoh adalah sikapnya yang gampang meremehkan segala sesuatu termasuk penemuan ilmiah baru. Sikap tersebut sama dengan sikap orang-orang kafir, karena kebodohan dan kekafiran pada hakekatnya serupa.
Kebodohan berkaitan dengan tidak sampainya akal pikiran pada hakekat ilmu penetahuan. Kekafiran tidak sampainya akal pikiran pada hakekat keimanan.
Ketika Allah yang Maha Agung menyampaikan bahwa sesungguhnya diri-Nya tidak segan membuat perumpamaan dengan seekor nyamuk atau bahkan yang lebih kecil dari nyamuk (QS. Al-Baqarah: 26), orang-orang kafir berkata:"Apa maksud Allah membuat perumpamaan sekecil itu?". Sementara orang-orang beriman dengan dasar keimanan dan pemikirannya yang mendalam berkata: "Jika berasal dari Allah, maka tentu ada kebenaran dan hikmah yang terkandung di dalamnya."
Dua sikap yang bertolak belakang ini pada satu sisi menggambarkan sikap meremehkan sesuatu yang kemudian berimplikasi negatif karena didasarkan pada cara berpikir negatif yang pada akhirnya memalukan diri sendiri sebab kebenaran ilmiahnya pada waktu tertentu menjadi nyata.
Sementara di sisi lain menggambarkan sikap hati-hati, sikap yang harus menghargai sebuah penemuan sekecil apapun, apalagi datangnya dari Dzat yang Maha Benar yang dipastikan memiliki makna kebenaran dan perlu diselidiki isyarat kebenaran yang ditunjukkan-Nya.
Nyatanya dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi trendnya menuju ke bentuk yang semakin mengecil. Dulu di awal kemunculannya, komputer hadir dengan bentuk body dan CPU yang serba besar, lalu berkembang menjadi sederhana, terus mengecil dan bahkan semakin kecil saat ini. Mobil, radio, jam, handphone dan semua alat-alat elektronik mengalami proses dan perkembangan serupa. Demikian pula yang terjadi dalam teknologi lain.
Berubahnya bentuk produk-produk ilmu pengetahuan dan teknologi ke arah yang lebih kecil dengan tanpa mengurangi kecanggilannya menunjukkan bahwa justru semakin kecil semakin complicated, semakin rumit, semakin canggih dan semakin simple. Bukan sebaliknya.
Pada saat yang sama perubahan tersebut menjungkirbalikkan sikap dan perilaku orang-orang bodoh yang dulu menertawakan perumpamaan yang dibuat Tuhan, maka sekaranglah giliran mereka ditertawakan oleh zaman, generasi karena keterbatas ilmu pengetahuan mereka.
Sesungguhnya secara alamiah, semakin banyaknya penduduk di bumi, ukuran manusia yang dulu tinggi dan besar telah berubah menjadi pendek dan kecil. Tidak mungkin manusia tidak berevolusi pada perubahan yang lebih kecil karena alam menuntut keseimbangan hukumnya. Maka demikian pula lah yang terjadi pada trend produk-produk ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia akan bergerak ke arah yang lebih canggih, lebih kecil, lebih simple, lebih complicated sejalan dengan hukum alam yang diberlakukan Tuhan.
Maka berhati-hatilah dalam semua sikap yang mengandung unsur meremehkan dan menertawakan pihak lain, jangan-jangan karena keterbatasan pengetahuan kita hari ini, pada suatu saat nanti giliran kita yang ditertawakan oleh zaman. Berhati-hatilah dalam ucapan, sikap dan perbuatan karena tidak ada kerugian sedikitpun bagi mereka yang senantiasa berhati-hati. Wallahu A'lam.
*Penulis dosen Pasca Sarjana PTIQ Jakarta.