REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Wali Kota London, Boris Johnson meminta politisi Inggris untuk bisa membedakan antara iman Islam dan virus ekstremis agar tidak merugikan kaum Muslim.
"Sangat jahat bila agenda politik mempromosikan rasa tidak puas dengan minoritas Muslim menjadi korban," kata dia ketika dimintai komentar soal perkembangan kasus pembunuhan tentara Inggris, seperti dikutip Telegraph, Selasa (28/5).
Johnson mengatakan Islam tidak disalahkan. Islam adalah agama yang memberikan pencerahan dan kedamaian bagi ratusan juta orang. Karena itu, Johnson meminta pihak kampus untuk melakukan pengawasan terhadap perkembangan ekstremes di kampus-kampus.
Pengawasan yang dimaksud mencakup tidak memberikan ruang terpisah kepada mahasiswa Muslim di kampus. Saat ini, telah muncul isu pemisahan tempat duduk secara gender. Isu macam ini tidak terjangkau komunitas Muslim.
"Jika pertemuan itu, pemisahan itu untuk mengajak atau membenarkan kekerasan maka kampus perlu memanggil polisi," ujar Johnson.