REPUBLIKA.CO.ID, Berencana menjadikan umat manusia yang beragam, Allah memerintahkan pernikahan putra-putri Adam. Allah memerintahkan agar Adam menikahkan setiap putranya pada selain kembaran mereka. Artinya, Qabil menikah dengan kembaran Habil dan sebaliknya, Habil menikah dengan kembaran Qabil.
Maka disampaikanlah berita tersebut oleh Adam kepada kedua putranya. Namun rupanya kecantikan fisik telah menjadi daya tarik manusia sejak masa silam. Hal ini pun meyebabkan Qabil merasa iri dengan adiknya, Habil.
Penolakan serta merta datang dari Qabil. Putra sulung Adam mengajukan protes. Ia tak setuju pilihan pasangannya. Menurutnya, kembaran Habil tak secantik kembarannya.
Dia pun berontak pada perintah Allah tersebut dengan menolak menuruti nasihat sang ayah. Demikianlah Allah menciptakan manusia dengan sifat baik dan buruk.
Adam pun merasa dilema atas sikap putra sulungnya dan meminta pertolongan Allah. Terkabul, Allah dengan kebijaksanaan-Nya meminta pengorbanan dari setiap putra Adam. Siapa yang pengorbanannya diterima akan mendapat keadilan di sisi-Nya.
Habil pun kemudian mengorbankan seekor unta yang terbaik dari ternaknya. Namun Qabil justru mengorbankan hasil panen biji-bijian yang paling buruk. Allah pun tak menerima korban Qabil karena ia melakukannya tanpa diliputi keikhlasan.
Selain itu, Allah juga murka karena Qabil tak mematuhi ayahnya. Bukan bertobat, Qabil justru makin marah bukan kepalang. Karena itu berarti ia tak dapat menikahi saudara kembarnya yang jelita.
Dengan hati diliputi kemarahan, Qabil pun mendatangi Habil. Ia berseru pada saudaranya, "Aku akan membunuhmu! Aku enggan melihatmu bahagia sementara aku tak bahagia!" ujar Qabil,
Emosi benar-benar mengalahkan akal sehatnya, setan benar-benar menguasai hatinya. Mendengar kemarahan saudaranya, Habil justru merasa iba..
Namun sikap arogan menjadi sifat Qabil. Ia tak peduli apa yang dikatakan Habil. Ia enggan merelakan saudaranya yang jelita dan menikahi kembaran Habil. Niat untuk membunuh Habil pun makin menjadi dengan bisikan syaithan yang terus berdengung di telinga Qabil.
Sementara Habil terus mencoba agar saudaranya tak terjatuh pada dosa hingga mendapat kemurkaan Allah. "Saudaraku, kau menyimpang dari jalan yang benar. Keputusanmu ini merupakan perbuatan dosa. Lebih baik kau bertaubat kepada Allah dan melupakan ancaman pembunuhan bodoh ini," ujar Habil menasihati untuk kedua kalinya.
Qabil tetap saja bergeming. Ia benar-benar siap membunuh saudaranya. Sementara Habil enggan melukai saudaranya sehingga ia tak melawan.
Namun Qabil justru mengambil sebuah batu besar kemudian memukulkannya pada tubuh saudaranya. Habil pun meninggal seketika. Inilah kematian pertama yang terjadi di muka bumi. Ini pula kejahatan pertama yang dilakukan manusia.