REPUBLIKA.CO.ID, Rasulullah SAW bersabda, “Pada umat-umat terdahulu ada beberapa orang reformis. Jika reformis itu ada pada umatku, Umar adalah orangnya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Dalam hadisnya yang lain Rasulullah bersabda, “Sungguh pada umat-umat sebelum kalian ada orang-orang yang diberi ilham, dan seandainya pada umatku ada seorang yang seperti itu, maka dia adalah Umar.”
Kedua hadis di atas menunjukkan keutamaan Umar bin Khatab, seorang sahabat terkemuka Nabi Muhammad yang dijamin masuk surga, khalifah kedua dalam Islam yang telah membebaskan sepertiga daratan dunia dari kejahilan.
Tiga ucapannya ditanggapi secara langsung oleh Allah SWT dalam Alquran. Dua puluh prestasi telah dirintisnya untuk kemajuan umat Islam. Kewibawaannya ditakuti oleh setan sehingga setan menyingkir dari jalan yang akan dilalui oleh Umar.
Titahnya dipatuhi oleh kaum Muslimin, diperhitungkan musuh, bahkan sungai Nil di Mesir yang kala itu selalu meminta tumbal gadis perawan taat kepada perintahnya. Pendek kata, Umar bin Khatab adalah sosok pemimpin yang dirindukan oleh umat tidak hanya pada masa lalu, tapi juga masa sekarang ini.
Buku yang ditulis oleh Yahya Bin Yazid Al-Hukmi Al-Faifi ini menyajikan secara ringkas, namun lengkap perihal sosok pribadi Khalifah Umar bin Khatab. Buku ini tidak hanya menguak sosok Umar sebagai pemimpin umat Islam, tetapi juga mengungkapkan kehidupan pribadi dan keluarganya.
Penulis memulai bukunya dengan menjabarkan riwayat hidup Umar bin Khatab (bab I). Termasuk di dalamnya nasab dan kelahirannya, peristiwa Islamnya Umar, kemuliaan dan keutamaannya, kontribusinya untuk Islam, dan peristiwa terbunuhnya Sang Khalifah.
Bab kedua menampilkan 100 petuah bijak Umar bin Khatab. Misalnya, “Perbanyaklah duduk bersama orang-orang yang bertobat. Sungguh mereka adalah orang-orang yang berhati lembut.”
Suatu saat Umar berkata kepada Abu Musa Al-Asy'ari, “Sama ratakanlah semua orang di hadapanmu dalam keadilan dan sewaktu bersama denganmu. Jangan sampai orang yang terpandang berbuat tamak dan orang yang lemah merasa putus asa dengan keadilanmu.”
Bab ketiga menyajikan 200 kisah dan hikmah dalam kehidupan Umar. Misalnya, keadilan membuat seorang pemimpin aman dan beristirahat dengan tenang, selalu menepati janji, pendapat Umar turut sesuai dengan Alquran, karamahnya, cuplikan sifat tawadu Umar, komitmen terhadap janji, harga diri, dan toleransi. Contoh lainnya, ia peduli terhadap rakyat, tidak pernah menuduh orang sembarangan tanpa bukti, dan perintah Umar menutup aib orang lain.