Ahad 30 Dec 2012 20:06 WIB

Ustaz Fadzlan: Malam Tahun Baru Ajang Intropeksi Diri

Rep: Agus Raharjo/ Red: Karta Raharja Ucu
Ustadz Fadzlan Garamatan.
Foto: Republika/Agung Supri
Ustadz Fadzlan Garamatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perayaan tahun baru yang identik dengan hura-hura dinilai Ustaz Fadzlan Garamatan karena masih lemahnya dakwah perkotaan di Indonesia.

Menurutnya, ulama harus mengetahui fakta itu. Masyarakat Indonesia masih banyak yang belum mengerti agama. Akibatnya, muncul budaya mengisi malam pergantian tahun dengan kegiatan tidak bermanfaat yang menghamburkan uang, bahkan keluar dari ajaran Islam.

Padahal, pergantian tahun harusnya digunakan sebagai waktu untuk introspeksi diri selama setahun ke belakang. Untuk itu, perlu gebrakan dari seluruh umat Islam dalam menyikapi masalah budaya ini. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan memakmurkan masjid menjelang malam pergantian tahun.

"Seluruh masjid setiap pergantian tahun Muharram dan Masehi harus baiknya mengisi dengan kajian Islam, tadabur Alquran dan muhasabah," kata Ustaz Fadzlan saat berbincang dengan ROL, Ahad (30/12).

Ustaz Fadzlan menjelaskan bukan hanya masyarakat saja yang bergerak memakmurkan masjid di tahun baru, tapi instansi pemerintah dan instansi swasta juga sebaiknya menerapkan hal serupa.

Sebab, pergantian tahun menjadi waktu yang tepat untuk introspeksi diri atas kesalahan yang dilakukan selama setahun belakangan. Bahkan, Majelis Ulama Indonesia harusnya juga bertindak menghadapi masalah budaya malam tahun baru ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement