REPUBLIKA.CO.ID, Kaus Islami sangat efektif untuk menghilangkan kesalahan dalam memahami Islam.
Pada saat yang sama, juga meningkatkan kepedulian tentang masalah Islamofobia di Barat.
Dosen Kriminologi Universitas Leicester yang melakukan penelitian tentang Islamofobia, Irene Zempi, mengaku sangat senang melihat para mahasiswa berusaha meluruskan masalah anti-Muslim dengan cara yang sangat pintar.
“Ini (dakwah lewat kaus) adalah ide yang sangat inspiratif dan saya harap bisa memberikan kontribusi untuk menghilangkan mitos yang mengelilingi Islam dan Muslim,” kata Irene.
Slogan-slogan yang dicetak pada kaus Molvi Design dibuat singkat dan sarat makna. Misalnya, “Teroris Telah Membajak Agama Saya”, “Saya Turis Bukan Teroris”, dan “Selamatkan Tempat Tinggal Kita, Katakan Tidak pada Kerusuhan”.
Kaus lainnya bertuliskan “Islam 0 persen APR”. APR berarti bunga di dunia perbankan, sementara 0 persen bunga mengacu pada konsep perbankan syariah yang tidak mengenal riba.
Ada pula “Tetap Tenang dan Jauhi Haram” atau “Islam: Lebih dari 1,5 Juta Orang Menyukainya” . Ini mengacu pada kalimat yang biasa ditemukan dalam halaman Facebook.
Saat ini, kaus bikinan Umair telah dipasarkan ke sejumlah negara, yaitu Pakistan, Arab Saudi, Amerika Serikat, Australia, Kanada, dan negara -negara Eropa. Bahkan, kini Molvi telah membuka cabang di Pakistan.
Kantor baru ini dibuat dengan tujuan mengamankan permintaan dari seluruh Asia. Produk-produk Molvi Design dipromosikan melalui media massa, baik cetak maupun elektronik. Selain itu, para sukarelawan juga ikut andil membantu pemasaran lewat media sosial.