REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU - Jamaah haji kloter 7 yang berjumlah 364, yan gjuga merupakan kloter pertama asal Provinsi Bengkulu tiba di Kota Bengkulu, Jumat (9/11). Sebagian jemaah haji menggunakan pesawat dari Padang, Sumatra Barat dan sebagian melalui jalur darat.
Tim Pembimbing Haji Daerah (TPHD) Kemenag Provinsi Bengkulu yang mendampingi kloter 7, Amir Hamzah mengatakan jamaah haji kloter 7 berasal dari tiga kabupaten yakni Lebong, Kaur dan Seluma.
"Jamaah haji dari Lebong menggunakan jalan darat, mereka juga tiba hari ini, sedangkan jemaah asal Seluma dan Kaur menggunakan pesawat udara," katanya saat ditemui di asrama haji Provinsi Bengkulu, Jumat (9/11).
Ia mengatakan dari 366 orang jamaah haji kloter 7, sebanyak dua orang meninggal dunia di Makkah sehingga yang kembali ke Tanah Air sebanyak 364 orang. Namun, saat kepulangan dari Tanah Suci menuju Padang, Sumatra Barat, kloter 7 tetap berjumlah sebanyak 266 orang sebab ditambahkan seorang dari kloter 13 asal Sumatra Barat dan seorang dari kloter 11 asal Bengkulu.
Setelah tiba di Bandara Fatmawati Bengkulu, jamaah haji asal Kaur yang tiba menggunakan pesawat Sriwijaya Air pada pukul 10.30 WIB langsung dibawa ke asrama haji. Setelah membagi tas para jemaah haji asal Kabupaten Kaur langsung diberangkatkan ke daerah menggunakan bus yang disediakan Kemenag Bengkulu.
Suasana di asrama haji Bengkulu penuh dengan para keluarga jemaah haji yang melakukan penjemputan, namun para jemaah haji tidak diperbolehkan kembali ke Kaur menggunakan mobil pribadi. "Karena mereka akan disambut Bupati Kaur di balai daerah, jadi tidak diperbolehkan langsung pulang ke rumah," tambahnya.
Sementara itu tim kesehatan kloter 7, Juni Syamsuri mengatakan selama di Tanah Suci, para jamaah haji lebih dominan terserang penyakit batuk dan dehidrasi. Sedangkan dua jamaah kloter 7 yang meninggal dunia di Makkah menurutnya memang sudah memiliki penyakit bawaan.