Ahad 07 Oct 2012 11:16 WIB

Membongkar Jaringan Joki Hajar Aswad (1)

Rep: Heri Ruslan dari Makkah/ Red: Dewi Mardiani
Petugas pengamanan daerah kerja Makkah (berpeci hitam) sedang memberi pengarahan kepada joki Hajar Aswad yang tertangkap.
Foto: Heri Ruslan/Republika
Petugas pengamanan daerah kerja Makkah (berpeci hitam) sedang memberi pengarahan kepada joki Hajar Aswad yang tertangkap.

REPUBLIKA.CO.ID, Subagio Suandi Thomas berbaur di tengah-tengah jamaah calon haji di sekitar Kabah, Selasa (2/10) malam.  Mengenakan baju koko dan memegang tasbih,  anggota Kepolisian RI itu berpura-pura menjadi jamaah yang polos dan kebingungan.

Tiba-tiba, seorang pria menghampirinya dan bertanya, ‘’Mau mencium Hajar Aswad?’’ ‘’Berapa?’’ Subagio balik bertanya. ‘’100 riyal saja,’’ kata pria itu.

Subagio lalu mendekatkan tubuh kepada pria yang berprofesi sebagai joki itu. Dengan sigap, pria bertubuh kekar itu segera mencengkeram kerah baju bagian belakang pria tersebut. ‘’Saya dari kepolisian, kamu mau saya laporkan ke polisi Arab Saudi atau ikut dengan saya,’’ gertak Subagio.

Joki Hajar Aswad yang bernama Burhanudin itu tak bisa berkutik. Pria asal Banjar yang tak mengantongi dokumen apapun akhirnya menyerah dan digelandang ke Kantor Misi Haji Daerah Kerja (Daker) Makkah.

Burhanudin hanyalah satu dari sekian banyak orang Indonesia yang berprofesi sebagai joki Hajar Aswad.  Aksi para joki di depan Kabah itu terbilang sangat meresahkan. Tak sedikit jamaah yang menjadi korban pemerasan. ‘’Saya baru pertama kali menjadi joki Hajar Aswad,’’ ungkap Burhanuddin saat diinterogasi petugas pengamanan haji Indonesia.

Genderang perang terhadap joki Hajar Aswad terus ditabuh petugas pengamanan jamaah haji Indonesia. ‘’Aksi mereka sangat meresahkan dan mencoreng nama baik bangsa,’’ kata Kepala Seksi Pengamanan Daerah Kerja Makkah, Letkol Jaetul Muchlis menegaskan.

Setelah berhasil menangkap seorang joki, Jaetul Muchlis kembali memimpin operasi penangkapan joki Hajar Aswad, pada Jumat (5/10) malam. Dalam operasi itu, petugas berhasil menciduk enam joki Hajar Aswad. Menurut Jaetul, empat orang dari mereka berasal dari Makassar (Sulawesi Selatan), seorang dari Garut (Jawa Barat), dan seorang dari Tulungagung (Jawa Timur).

Saat diperiksa di Kantor Misi Haji Indonesia Daker Makkah para joki Hajar Aswad itu ternyata tak mengantongi dokumen resmi apapun. Mereka langsung diperiksa secara maraton oleh petugas.

''Kami ingin memberi efek jera bagi para joki Hajar Aswad yang seringkali melakukan pemerasan terhadap jamaah haji Indonesia,'' tutur perwira menengah yang bertugas di TNI Angkatan Udara itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement