Jumat 05 Oct 2012 12:40 WIB

Daker Madinah Evakuasi 24 Calhaj ke Makkah

Rep: Endah Hapsari/ Red: Dewi Mardiani
Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI)
Foto: Siwi Tri Puji/Republika
Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI)

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Sekitar 24 jamaah calon haji di Madinah telah dievakuasi menuju Makkah. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Madinah, dokter Tjetjep Ali Akbar, Jumat (5/10).

‘’Setelah kondisinya lebih stabil, 24 jamaah ini bisa dievakuasi ke Makkah,’’ ujar Tjetjep. Dia mengungkapkan, semula para jamaah ini mengalami sakit yang cukup berat. Namun, setelah menjalani perawatan di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Madinah, kondisi mereka sudah stabil.

Karena itulah, kata Tjetjep, mereka akhirnya bisa langsung dievakuasi ke Makkah. ‘’Apalagi, kloter mereka juga sudah berangkat menuju Makkah,’’ ujar Tjetjep. Seluruh 24 jamaah itu diangkut menuju Makkah dengan menggunakan armada ambulans. Mereka akan dibawa ke Makkah dengan didampingi oleh tim medis.

Saat ini, papar Tjetjep, pasien yang  menginap di BPHI Madinah telah jauh berkurang. Menurut data terakhir BPHI Madinah, ada sekitar 25 orang yang masih menjalani rawat inap. ‘’Sebagian memang sudah kembali ke kloter, tapi ada juga para pasien yang baru masuk sekitar empat orang,’’ ujarnya.

Sebagian besar mengalami masalah penyakit yang hampir sama seperti diabetes mellitus dan pneumonia. Untuk penyakit yang lebih berat, BPHI akan langsung merujuk ke rumah sakit Arab Saudi.

Sebelumnya, Kepala BPHI Madinah, dokter Septa Ekanita, mengungkapkan, sebagian besar pasien yang menjalani rawat inap memang menderita penyakit bawaan dari Tanah Air. Namun, ada pula pasien yang sakit saat berada di Madinah.

Sebagian besar mereka mengalami penyakit seperti batuk, pilek, dan kelelahan.

Lantaran itulah jamaah diimbau agar selalu menjaga kesehatan dengan memantau asupan gizi, beristirahat cukup, dan mengonsumsi vitamin.  Menjelang musim dingin, jamaah juga diminta agar mewaspadai penyakit rematik dan hipertensi.

Terkait layanan kesehatan, Daerah Kerja (Daker) Madinah juga mengoptimalkan penggunaan ambulan. Mobil medis itu disiagakan di setiap sektor. Karena aturan Tata Kota Madinah tak membolehkan parkir di kawasan Markaziyah, ambulan-ambulan itu bersiaga dengan cara berkeliling di seputar pemondokan jamaah Indonesia dekat dari Masjid Nabawi.

“Jadi, kalau ada pasien, ambulan-ambulan itu langsung bergerak ke lokasi yang membutuhkan,” ujar Septa. Mobil ambulan ini menuliskan nama sektor yang dilayani seperti Sektor I-IV dan bertugas berpatroli untuk 'menjemput bola'. “Kecuali di Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) karena masalah aturan, sektor khusus seperti Terminal Hijrah dan Bir Ali juga disiagakan masing-masing satu ambulan,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement