Rabu 03 Oct 2012 14:46 WIB

Perihidup Sang Nabi: Berdagang (1)

Rep: Heri Ruslan/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: 4shared.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Perdagangan atau aktivitas jual-beli telah dikenal umat manusia sejak dahulu kala.

Ajaran Islam secara tegas telah menghalalkan aktivitas jual-beli atau perdagangan dan mengharamkan riba. Bahkan, sebelum diangkat Allh SWT menjadi Rasul, Nabi Muhammad SAW adalah seorang pedagang yang jujur

Dalam Ensiklopedi Muhammad: Muhammad Sebagai Pedagang karya Afzalur Rahman diungkapkan, selepas wafatnya Abdullah bin Abdul Muttalib dan Siti Aminah, Nabi SAW diasuh oleh Abdul Muthalib, salah seorang pedagang Arab yang sangat terkenal dan sukses.

Selepas sang kakek wafat, Muhammad lalu tinggal bersama Abu Thalib yang juga seorang pedagang.

Kegiatan perdagangan suku Quraisy sangat teratur dalam melakukan perjalanannya. Pada musim panas mereka melakukan perjalanan ke utara, sedangkan musim dingin ke arah selatan.

Tradisi ekspedisi perdagangan suku itu diabadikan dalam Alquran Surah Quraisy ayat 1-2: “Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, yaitu kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan panas.”

Sejak Muhammad kecil, Abu Thalib sudah mengajaknya untuk ikut berdagang ke negeri Syam (Suriah). Bahkan menginjak usia remaja sampai dewasa, bakat dagangnya semakin mengilap. Ia pun dipercaya oleh seorang saudagar wanita yang kaya raya bernama Siti Khadijah. Pamor Muhammad sebagai seorang pedagang begitu masyhur, berkat kejujurannya.

Kepiawaiannya dalam berdagang ditambah dengan keuletan dan kejujurannya menjadikan Muhammad seorang pedagang sukses. 

Siti Khadijah pun terpesona dengan akhlak dan kejujuran Muhammad dalam menjajakan dagangannya itu. Akhirnya, Siti Khadijah menjadikan Nabi Muhammad SAW Sebagai pasangan hidupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement