REPUBLIKA.CO.ID, NIGERIA -– Komisi Haji Nasional Nigeria menghentikan penerbangan bagi calon haji (Calhaj) ke Arab Saudi. Hal ini terkait dengan adanya penahanan dan deportasi terhadap ratusan calhaj asal Nigeria di Saudi.
Komisi Haji Nasional Nigeria menilai hal ini belum pernah terjadi sebelumnya dan dapat menimbulkan kekhawatiran. Hal seperti ini juga dapat menimbulkan situasi kritis di antara dua negara.
Juru Bicara Komisi Haji Nasional Nigeria, Uba Mana, mengatakan pihak imigrasi Saudi di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, melarang masuknya calhaj asal Nigeria. Hal ini dikarenakan calhaj wanita tersebut tidak ditemani oleh muhrim laki-lakinya.
Seperti yang dilansir dalam laman aljazeera.com, Ahad (30/9), sebanyak 509 calhaj wanita asal Nigeria telah diterbangkan kembali ke negaranya. Selain itu, presiden Nigeria telah mengirimkan lima orang anggota parlemennya untuk bernegosiasi kepada pemerintah Saudi.
Sementara itu, para calhaj wanita asal Nigeria tersebut mengecam perlakuan kasar yang mereka terima. Salah satu calhaj mengatakan bahwa mereka diperlakukan seperti penjahat. Mereka ditahan di Bandara Internasional King Abdul Aziz selama lima hari.
Salah satu calhaj wanita yang ditahan, Zainab Mohammed, mengatakan bahwa mereka ditahan di dua ruangan selama lima hari dengan kondisi yang sedikit memprihatinkan. Persediaan makanan dan minuman sangat terbatas dan kebutuhan mendasar lainnya juga tidak disediakan, termasuk kondisi toilet yang tidak memadai.
“Banyak dari kami yang kedinginan dan menderita demam, kami tidak memiliki selimut dan disini sangat dingin terutama pada malam hari,” ujar Zainab.
Zainab menambahkan bahwa dengan kondisi dan perlakuan yang seperti ini, jelas menghambat mereka untuk melaksanakan ibadah haji. Padahal ibadah haji merupakan satu dari lima pilar dalam Islam yang harus dilakukan oleh umat muslim, setidaknya sekali seumur hidup.
Sementara itu, wanita lainnya, Maryam Abdullahi, mengatakan bahwa kondisi seperti ini sangat memalukan. “Saya tidak pernah merasakan kondisi yang menyedihkan seperti ini,” ujarnya.
Dia juga mengatakan bahwa, mereka ditahan dan diperlakukan seperti layaknya penjahat. “Kami layak mendapatkan perlakuan yang sebagaimana mestinya, kami berhak mendapatkan perlakuan yang terhormat, tapi saya pikir Pemerintah Saudi tidak punya hati.” kata Maryam.