REPUBLIKA.CO.ID, Oleh-oleh khas haji kini tak selalu didapatkan dari Arab Saudi. Pembeli atau jamaah yang statusnya sudah haji, sekarang tidak perlu lagi repot-repot membeli segala oleh-oleh di tempat asalnya. Selain beban barang bawaan jamaah menjadi bertambah, hal ini pun tentunya bisa melanggar aturan maksimal bagasi penumpang yang diterapkan oleh perusahaan penerbangan.
Di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, segala perlengkapan dan oleh-oleh khas haji tersaji ramai. Oleh-oleh, mulai dari barang sampai makanan, tersedia lengkap.
Salah satu contohnya adalah Toko Khairiyah. Toko ini menawarkan berbagai macam kurma, mulai dari kurma Mesir, Iran, Irak, Madinah, dan kurma jenis Lulu. ''Kurma Lulu ini adalah nomor dua kurma Azwa (kurma nabi),'' tutur Wiwi, pemilik toko, sambil sibuk melayani permintaan pengunjung.
Rasa kurma ini, kata Wiwi, hampir mendekati rasa kurma Azwa sesungguhnya. Tak ketinggalan, kismis berwarna kuning khas yang selalu menjadi 'teman' kurma, ada di toko ini.
Seluruh pedagang memiliki lapaknya masing-masing di dekat Asrama Haji Pondok Gede ini. Sebidang lahan luas berbentuk bujur sangkar, menjadi lokasi puluhan pedagang musiman ini untuk menambah pundi-pundi rupiahnya.
Berdasarkan informasi yang dikatakan petugas keamanan dan petugas parkir, lahan luas ini ialah milik asrama haji. Tidak hanya para pedagang, para anggota keluarga jamaah yang mengantar dan datang menjemput pun, dikhususkan memarkirkan kendaraannya di sini.
Edi Sitorus, suami Wiwi, mengatakan, sudah mendaftarkan diri untuk melaksanakan ibadah haji. Dia berharap, lima tahun ke depan dia akan berangkat ke Tanah Suci.