Jumat 10 Aug 2012 18:49 WIB

Kewajiban Zakat Fitrah (1)

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Chairul Akhmad
Zakat fitrah (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Zakat fitrah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Salah satu amalan yang semakin menyempurnakan Ramadhan ialah zakat. Zakat yang berarti tumbuh, bersih,dan baik itu, mulai diwajibkan secara legal formal sejak tahun kedua Hijriah ketika peradaban Islam kian stabil di Madinah.

Dinukilkan dari “Ensiklopedi Islam”, perintah berzakat memiliki kesejajaran dengan amar shalat. Ini dibuktikan dengan disandingkannya kata seruan berzakat dengan perintah shalat.

Bahkan sebanyak 26 kali, kata zakat dihubungkan dengan shalat. Ada banyak kategori zakat. Secara keseluruhan tersentralisasi dalam dua jenis utama, yaitu zakat fitrah dan zakat mal.

Zakat fitrah (zakat badan) ialah zakat yang diwajib kan pada akhir puasa Ramadhan. Kewajiban ini ditujukan bagi setiap individu Muslim yang mempunyai kelebihan makanan atau hartanya dari keperluan tanggungannya pada malam dan pagi hari raya.

Selain itu, zakat ini juga wajib dibayarkan untuk anak yang lahir sebelum matahari jatuh pada akhir Ramadhan dan hidup selepas terbenam matahari, mereka yang memeluk Islam sebelum terbenam matahari pada akhir Ramadhan dan tetap dalam Islamnya, dan seseorang yang meninggal selepas terbenam matahari akhir Ramadhan.

Zakat ini diberlakukan untuk tujuan yang mulia. Zakat fitrah bertujuan menyucikan orang yang berpuasa dari berbagai perkataan dan perbuatan kotor. Selain itu pula, zakat ini guna memberi makan pada orang miskin dan mencukupi kebutuhan mereka pada Hari Raya Idul Fitri.

Dasar diwajibkannya zakat fitrah ialah antara lain hadis riwayat Abdullah bin Umar bin Khathab. Hadis yang dinukil oleh para imam ternama itu, menyatakan bahwa Rasulullah SAW mewajibkan zakat pada Ramadhan.

Kadar yang harus dibayar ialah satu sha’. Taksiran satu sha’ ialah (1 sha’ = 4 mud, 1 mud = 675 gram) atau kira-kira setara dengan 3,5 liter atau 2.7 kg makanan pokok (tepung, kurma, dan gandum) atau yang biasa dikonsumsi di daerah bersangkutan. Ini sesuai dengan Mazhab Syafi’i dan Maliki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement