Sabtu 04 Aug 2012 18:28 WIB

Yerusalem, Sejarah Kota Suci Ketiga (2)

Rep: Heri Ruslan/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi Kota Yerusalem dalam sebuah lukisan.
Foto: blogspot.com
Ilustrasi Kota Yerusalem dalam sebuah lukisan.

REPUBLIKA.CO.ID, Pasukan Babilonia menguasai Yerusalem setelah merebutnya dari orang Yahudi. Di bawah kendali dan perintah Raja Babilonia, Nebukadnezar bangunan Haekal dihancurkan.

Pada masa itu, Yerusalem terlarang bagi orang Yahudi. Ketika kekuasaan diambil alih Kerajaan Parsi, orang Yahudi kembali bisa memasuki kota itu.

Umat Yahudi pun kembali diizinkan membangun kembali Haekal atau Baitallah yang telah luluh lantak. Bangunan Baitallah yang kedua itu dibangun pada masa kepemimpinan Herodus Yang Agung.

Setelah itu, Yerusalem jatuh ke tangan Kerajaan Romawi. Pada masa itu, orang Yahudi melakukan pemberontakan. Lagi-lagi, Haekal atau Baitallah itu diratakan dengan tanah oleh tentara Romawi.

Kaisar Romawi memerintahkan supaya Yerusalem dibangun kembali. Di kota itu dibangun kuil bagi orang Romawi. Orang Yahudi kembali tak diizinkan untuk menjalankan ibadahnya.

Bagi Kaisar Constantine dari Kerajaan Bizantium, Yerusalem merupakan tempat yang penting. Constantine menjadikan kota itu sebagai pusat keagamaan Kristen dengan membangun Church of the Holy Sepulcher pada tahun 335 M.

Yerusalem memasuki babak baru ketika tentara Islam di bawah kepemimpinan Khalifah Umar bin Khathab mulai melakukan ekspansi pertama. Umar memerintahkan jenderal perang Muslim, Khalid bin Walid dan Abu Ubaidah bin Jarrah untuk menaklukkan kepongahan Kerajaan Bizantium.

Pada 638 M, Yerusalem dapat ditaklukkan tentara Muslim beserta kota-kota lainnya seperti Mesir, Suriah, Damaskus hingga Maroko.

Secara pribadi, Umar bin Khathab datang langsung ke Yerusalem untuk menerima penyerahan kota itu kepada kekhalifahan Islam. Awalnya, Umar ditawari untuk bersembahyang di dalam Church of the Holy Sepulcher, namun Umar menolak dan meminta supaya dibawa ke Masjidil Aqsa Al-Haram Al-Sharif.

Umar mendapati tempat itu dalam kondisi kotor. Ia lalu memerintahkan agar tempat itu dibersihkan. Khalifah pun membangun sebuah masjid kayu di tempat yang sekarang merupakan kompleks bangunan Masjid Al-Aqsa. Setelah itu, pemerintahan Umar membangun Kubah Sakhrah atau yang kemudian dikenal sebagai Kubah Umar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement