Senin 23 Jul 2012 23:30 WIB

KH AR Fachruddin, Sosok Teladan Pemimpin Umat (3)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
KH AR Fachruddin.
Foto: blogspot.com
KH AR Fachruddin.

REPUBLIKA.CO.ID, Bagi yang pernah kenal dan menengok keseharian Pak AR, mereka akan sepakat bahwa tokoh yang satu ini adalah sosok yang amat sederhana.

Dalam buku Tokoh-tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20 karya Herry Mohammad dkk, budayawan Emha Ainun Nadjib mengungkapkan kekagumannya terhadap sosok Pak AR.

''Sedemikian melimpah rezeki dari Allah kepada Pak AR sehingga kehidupan beliau hampir sama sekali tidak bergantung kepada barang-barang dunia."

"Pernahkah Anda membayangkan ada seorang pemimpin organisasi besar yang anggotanya berpuluh-puluh juta yang mencari nafkah hanya dengan beberapa jerigen minyak tanah dan bensin untuk dijual di depan pagar rumahnya?''

Kekaguman Emha tak berhenti sampai di situ. Ia melanjutkan, ''Di tengah zaman, di mana para pemimpin orang banyak serta para pemegang kekuasaan dan senapan banyak mengolusikan modal-modal itu untuk perolehan-perolehan finansial, bisakah Anda berpikir ada seorang kiai besar yang profesi ekonominya adalah penjual eceran minyak di kios pinggir jalan?”

“Di tengah era di mana seorang kiai bisa menjual kekiaiannya, seorang pemimpin bisa mengomoditaskan kepemimpinannya, serta seorang penggenggam massa bisa mengencerkan akses-aksesnya. Kata apakah yang sebenarnya bisa kita ucapkan kepada Pak AR yang bersih dari semua itu?''

Emha benar. Di rumah 'dinas' milik persyarikatan di Jalan Cik Ditiro, Yogyakarta, kesederhanaan itu tampak. Pak AR bukanlah penganut tarekat atau seorang sufi. Tapi, pembawaannya sangat sederhana dan juga kehidupannya dalam keluarga. Saking sederhananya, meski ada garasinya, tak ada mobil yang menjadi penghuninya.

Yang nangkring di garasinya hanya sebuah sepeda motor Yamaha butut keluaran 1970-an. Motor ini yang ia pakai untuk berdakwah di sekitar Yogya. Kalau motor tersebut kebetulan dipakai anak-anaknya untuk kuliah atau keperluan lain, ia lebih suka naik sepeda onthel, becak, atau jalan kaki. Tak jarang Pak AR dibonceng naik motor oleh anak-anak SMA untuk mengisi pengajian di sekolah atau masjid-masjid kampung.

Dilihat secara kasat mata, sesuatu yang tak lazim bila seorang pemimpin organisasi modern terbesar di Indonesia yang punya puluhan rumah sakit dan ribuan sekolah itu hidup dengan penuh kesederhanaan. Di rumahnya, tak hanya ada kios bensin, tapi juga beberapa kamar disewakan untuk kos-kosan mahasiswa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement