REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Penolakan pembangunan masjid dan krisis ekonomi yang dialami Yunani membuat komunitas muslim disana kesulitan melaksanakan shalat Jum'at.
"Agama lain di Yunani memiliki tempat ibadah, sementara kami tidak," ungkap Osama Al-Najjar, pekerja pabrik, seperti dikutip onislam.net, Kamis (12/7).
Sebelumnya, Muslim Yunani mengajukan permohonan untuk membangun sebuah masjid besar guna mengakomodasi aktivitas beribadah. Pemerintah Yunani sendiri merespon permintaan itu dengan memberikan izin. Akan tetapi masalah lain muncul, yakni penolakan kalangan Gereja Ortodoks.
Melihat kondisi itu, Ketua Asosiasi Muslim Yunani, Namim Elgahandour meminta muslim untuk memanfaatkan setiap tempat guna melaksanakan shalat Jum'at.
"Silahkan, anda tahu kondisinya memang genting," kata dia.
Menangapi seruan itu, puluhan muslim melaksanakan shalat Jum'at di gudang-gudang, tanah lapang, ruang bawah tanah dan rumah pribadi. Mereka begitu khidmad melaksanakan kewajibannya meski sebenarnya tidak layak.
Selain masalah tempat ibadah, Muslim Yunani juga mengeluhkan minimnya imam atau ulama. "Kami membutuhkan mereka guna menghadapi lingkungan yang begitu berbeda," ungkap Elgahandour.
Populasi Muslim Yunani mencapai 1.3 persen dari total populasi Yunani. Sebagian besar Muslim Yunani merupakan imigran dari Albania, Mesir, Pakistan, Maroko, Suriah dan Nigeria.
Kebanyakan mereka merupakam imigran gelap, sasaran rasis dan imigrasi pemerintah.