Selasa 03 Jul 2012 17:17 WIB

Ensiklopedi Hukum Islam: Etika Makan dan Minum

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: Boston.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Kharisma seorang Muslim tidak hanya dilihat dari lamanya ia berdiri untuk shalat malam dan khusyuknya ia beribadah.

Namun, Kharisma dan pancaran keimanan lebih terlihat dari akhlak dan tingkah lakunya sehari-hari.

Di antara akhlak tersebut adalah adab seorang Muslim ketika makan. Bagaimana ia menghargai makanan dan bersyukur atas reezki yang ia terima dari Allah SWT. 

Hal yang sederhana ini jarang sekali yang membahasnya. Kebanyakan orang menganggap persoalan adab makan hanyalah untuk anak-anak SD saja.

Sebenarnya Islam sangat memerhatikan adab dan akhlak seorang Muslim, bahkan sampai hal-hal kecil seperti makan dan minum. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Berwudhu. Sangat dianjurkan untuk menjaga wudhu di setiap kondisi. Demikian juga ketika makan. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, “Untuk memperoleh berkah dari makan adalah berwudlu sebelumnya dan berwudhu sesudahnya." (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).

Hal ini sangatlah jarang dilakukan kebanyakan umat Islam. Apalagi mereka yang sudah merasa lapar. Berwudhu dirasa terlalu rumit sementara perut mereka sudah minta diisi. Terkadang bahkan membaca doa saja kelupaan saking laparnya. Namun, bagi seorang Muslim yang baik harus mengutamakan berkah dari makanan tersebut.

2.  Membaca bismillah sebelum makan dan hamdalah sesudahnya. Sesuai dengan hadis Nabi SAW, "Apabila seseorang di antara kalian akan makan, maka hendaklah ia menyebut nama Allah. Apabila ia lupa menyebut nama Allah sebelum makan (ingat ketika sedang makan), maka hendaklah ia mengucapkan: 'bismillahi awwaluhu wa akhiruhu (dengan nama Allah sebelum dan sesudah makan)." (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).

lmam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan bahwa Nabi SAW apabila telah selesai makan dan minum mengucapkan, “Alhamdulillahillazi at'amana wasaqana waj’alna minal muslimin (Segala puji bagi Allah yang telah memberi nikmat makan dan minum serta menjadikan kami orang-orang Muslim).

3. Makan dan minum dengan tangan kanan. Kecuali jika tangan kanan tidak berfungsi atau cacat.

4. Memakan hidangan yang lebih dekat, jika menjadi tamu di rumah orang lain. (HR Muslim dari Umar bin Abi Saimah).

5. Memuji makanan yang dihidangkan. (HR. Muslim dari Jabir).

6. Apabila dijamu orang lain, hendaklah mendoakan orang yang menjamunya, seperti doa Nabi SAW, "Telah berbuka di sisi kamu orang-orang yang berpuasa, telah dimakan makanan kamu yang penuh berkah. dan para malaikat telah memberi shalawat (doa) kepada kamu).” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).

7. Tidak bernapas ketika minum dan tidak mengembus-embus minuman yang masih panas untuk kemudian diminum. (HR. At-Tirmidzi dari Ibnu Abbas).

8. Tidak makan dan minum terlalu kenyang. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Tidak ada rongga terburuk yang dipenuhi seseorang daripada perutnya. Cukuplah baginya beberapa kepal kecil makanan sekedar menguatkan tulang sulbinya. Kalaupun dia harus melakukannya juga (masih ingin makan dan minum), maka bagilah perutnya: sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernapas.” (HR. Ahmad bin Hanbal dan At-Tirmidzi).

sumber : Ensiklopedia Hukum Islam
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement