Selasa 26 Jun 2012 20:27 WIB

Matematika dan Islam (1)

Rep: Heri Ruslan/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: emel.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, “Setiap kehidupan adalah matematis,'' cetus Prof Abdulalim Abdullah Shabazz, seorang guru besar matematika di Clark Atlanta University, AS.

Tokoh Islam di Amerika, Malcolm X menyatakan, matematika adalah hidup, dan hidup adalah matematika.

Lebih dari itu, Galileo dari Galilea menegaskan bahwa matematika merupakan bahasa yang digunakan Tuhan dalam menulis alam semesta. Asal-muasal matematika yang berasal dari bahasa Yunani m thema (sains, ilmu pengetahuan atau belajar) telah muncul sejak 3000 SM.

Adalah bangsa Sumeria yang hidup di daerah Mesopotamia, lewat lembaran tanah liat, diketahui sudah mulai menggunakan angka untuk pertama kalinya. Jejak matematika juga ditemukan dalam Plimpton—matematika Babilonia yang bertarikh 1900 SM.

Matematika lahir dari tuntutan kebutuhan hidup. Tak heran, bila kemudian ilmu hitung memegang peranan yang amat penting dalam kehidupan manusia. Berkat matematikalah, manusia dapat melakukan aktivitas perdagangan, mengukur tanah serta memprediksi peristiwa dalam astronomi. “Angka-angka mengatur segalanya,” ujar Phitagoras, ahli matematika Yunani.

Kesadaran umat Islam akan pentingnya menguasai matematika baru muncul pada akhir abad ke-8 M. Ahli sejarah Carl B Boyer, dalam History of Mathematics menyatakan, awal abad pertama penaklukan yang dilakukan bangsa Arab adalah masa kebingungan politik dan intelektual. Menurut Boyer, baru pada 750 M, umat Islam mulai menyadari pentingnya melakukan transfer pengetahuan dari bangsa-bangsa yang ditaklukkannya.

Di bawah pimpinan Khalifah Al-Ma'mun dari Dinasti Abbasiyah, puluhan buku matematika yang penting dari Yunani dan Hindu diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Salah seorang penerjemah buku-buku matematika dari Yunani itu Tsabit bin Qurrah (836-901), seorang ahli matematika Nasrani.

Arithmetic karya Nicomachus dari Gerasa yang hidup sekitar 100 M, merupakan salah satu buku yang diterjemahkannya. Tak cuma itu, sederet buku lainnya yang ditulis, Euclid, Archimedes, Apollonius, Ptolemy dan Eutocius juga diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.

Elemen-elemen Euclid diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Al-Hajjaj bin Yusuf ibnu Mahar (786-833). Tak heran, bila para ahli sejarah menyatakan, matematika Yunani, India dan Mesopotamia memegang peranan penting dalam perkembangan awal matematika Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement