Rabu 08 Jan 2025 20:20 WIB

Nasrani, Yahudi, dan Majusi Kerap Antar dan Doakan Jenazah Muslim, Begitu Juga Sebaliknya

Toleransi sangat ditenakan dalam sejarah peradaban Islam

Ziarah kubur. Ilustrasi Toleransi sangat ditenakan dalam sejarah peradaban Islam
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ziarah kubur. Ilustrasi Toleransi sangat ditenakan dalam sejarah peradaban Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Salah satu manifestasi dari kohesi antara para pengikut komunitas agama adalah solidaritas dan penghiburan yang kadang-kadang mereka tunjukkan pada saat-saat kesedihan dan masa perang, hingga berpartisipasi dalam pemakaman tokoh-tokoh dari semua sekte, berperang dalam perang, dan menyediakan tempat berlindung dan bantuan sesuai dengan situasi.

Salah satu kesaksian paling awal dan paling unik tentang hal ini adalah dalam at-Tarikh al-Awsath, oleh Imam al-Bukhari (wafat 256 H/870 M) dan al-Mushannaf Ibn Abi Syaibah (wafat 297 H/910 M) meriwayatkan dari Imam al-Sya'bi (wafat 106 H/725 M) bahwa ibunda dari al-Harits bin Abdullah bin Abi Rabi'ah al-Makhzoomi al-Qurasyi (wafat setelah tahun 69 H/690 M) meninggal dunia, dia adalah seorang Nasrani, dan para sahabat Nabi Muhammad (saw) menghadiri pemakamannya."

Baca Juga

Al-Hafiz Ibn Asakir (wafat 571 H/1175 M), dalam bukunya 'Tarikh Dimasyq', menyebutkan bahwa nama wanita Kristen ini adalah "Subha al-Habasyi", dan bukti-bukti sejarah menunjukkan bahwa dia meninggal di Makkah, setelah kematian suaminya, Sahabat Abdullah bin Abi Rabia al-Makhzoomi pada tahun 35 H/656 M, ayah dari penyair terkenal Umar bin Abi Rabia (wafat sekitar tahun 93 H/713 M).

Menurut Abu Hanifah al-Dinawari (wafat 282 H/895 M), dalam al-Akhbar ath-Thiwal, pada bulan Ramadhan tahun 40 H/661 M, sebuah iring-iringan "pemakaman yang dibawa oleh orang-orang Arab yang terhormat (Muslim) dengan para pendeta yang membaca Alkitab" sedang berjalan di jalan-jalan Kufah.

Pada saat itu penduduknya adalah para sahabat dan tabiin. Beberapa orang bertanya, "Apa ini?" Mereka berkata, "Ini adalah Abjar bin Jabir al-Ajali (wafat 40 H/661 M) yang meninggal sebagai seorang Kristen, dan putranya Hajjar bin Abjar (wafat setelah 40 H/661 M) adalah majikan dari Bakr bin Wael, sehingga orang-orang mulia (Muslim) mengikutinya karena kepemimpinan putranya, dan orang-orang Kristen mengikutinya karena agamanya."

BACA JUGA: Hadits Nabi SAW Ungkap Tentara Yaman Terbaik dan 12 Alasan Dukung Palestina

Bani Israel Diperintahkan Nabi Musa untuk Menyembelih Sapi, Mengapa?

http://republika.co.id/berita//sppwql320/bani-israel-diperintahkan-nabi-musa-untuk-menyembelih-sapi-mengapa

Imam Ibnu Abi Syaibah juga meriwayatkan bahwa Sahabat mulia Ibnu Umar (wafat 73 H/693 M) pernah ditanya tentang seorang pria Muslim, "Apakah dia harus mengikuti (= melayat) wanita Nasrani (yang meninggal dunia)?" Dia menjawab, "Dia hendakya mengikuti dan berjalan di depannya. Kami telah merujuk pada hadits yang diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim

أن النبي ﷺ مَرَّتْ به جنازةٌ فقام [لها]، فقيل له: إنها جنازة يهودي! فقال: أليستْ نَفْساً

"Nabi SAW melewati sebuah pemakaman, lalu beliau berdiri di sana, dan dikatakan kepadanya, 'Ini adalah pemakaman seorang Yahudi! Beliau bersabda, "Bukankah dia (juga) adalah manusia?"

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement