REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengaruh pemikiran dan sains Islam yang berlangsung sejak abad ke-12 Masehi akhirnya menimbulkan gerakan Kebangkitan Kembali (Renaisans) pada abad ke-14, gerakan reformasi gereja pada abad ke-16, gerakan rasionalisme pada abad ke-17, revolusi industri serta pencerahan (aufklaerung) pada abad ke-18.
Berikut adalah percikan dari cahaya Islam yang banyak ditutup-tutupi, dikutip dari buku Perkembangan Islam Global terbitan Kementerian Agama RI.
Pertanian
Bangsa Arab sangat mahir di bidang pertanian, mereka bertani berdasarkan ilmu, mereka dengan serius memasukkan bermacam-macam tumbuhan ke Spanyol seperti tebu, pohon tut (buahnya dimakan dan daunnya untuk ulat sutra), padi, kapas, buah-buahan dan lain-lain.
Bangsa Arab pandai bercocok tanam dan irigasi. Penelitian-penelitian ilmiah mereka tentang pertanian, perkebunan dan pertanahan dibukukan. Mereka pemerhati unggulan dalam penelitian tersebut adalah Ibn al-Awam al-Isybili 586 H (1190 M) dalam karyanya Kitab al-Falahah. Dia menguraikan berbagai macam tanah, bermacam-macam pupuk.
Ibn al-Awam al-Isybili menerangkan cara membudidayakan 585 macam tumbuhan dan 50 macam buah. Lebih dari itu dia menjelaskan cara merawat, gejala-gejala penyakit pada tanaman, dan cara membasmi hama tanaman. Jadi ilmu pertanian telah rampung kodifikasinya pada abad pertengahan, abad keemasan Islam.
Warisan Islam yang satu ini tidak dipungkiri oleh orang-orang Spanyol karena ada seribu dalil yang bisa membuktikannya. Sampai sekarangpun mereka masih mengenang pernyataan seorang Arab (Islam). "Segala sesuatu di dunia ini terdapat di Sevilla hingga susu burung pipit.
View this post on Instagram