Senin 25 Jun 2012 22:41 WIB

Astagfirullah, Buku TK India Tampilkan Karikatur Rasulullah

Rep: Agung Sasongko/ Red: Karta Raharja Ucu
Nabi Muhammad SAW
Foto: blogspot
Nabi Muhammad SAW

REPUBLIKA.CO.ID, MANIPUR -- Keberadaan karikatur Nabi Muhammad SAW dalam buku teks untuk siswa taman kanak-kanak mengundang kemarahan Muslim India. Komunitas Muslim marah lantaran karikatur itu dianggap menghina Islam dan Muslim.

"Islam melarang karikatur atau bentuk lain yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW," tegas Presiden Siswa Pangal, Burhanuddin seperti dikutip onislam.net, Senin (25/6).

Protes tersebut berawal dari buku teks untuk siswa TK di Utara Manipur yang menampilkan pria berjanggut dan diklaim sebagai Nabi Muhammad. Karikatur itu lantas diapit dengan lima dewa lain. Meski buku ini tidak secara resmi direkomendasikan Pemerintah Manipur, buku ini banyak digunakan di sejumlah sekolah swasta di daerah tersebut.

Dari temuan itu, komunitas Muslim segera meminta buku yang diterbitkan Prime Publications and printed Imphal ini untuk segera ditarik dari peredaran. Komunitas Muslim menuntut penerbit dan penulis dihukum atas penodaan yang dilakukan.

"Mereka telah membuat kesalahan besar. Kami ingin mereka meminta maaf segera," kata penasihat PSO H Rahman

Tak lama tuntutan itu diutarakan, Front Rakyat India (FPI) membakar salinan buku. FPI menilai reaksi terhadap penodaan itu terlalu lambat. "Tidak ada yang boleh membuat karikatur Nabi Muhammad. Jika ada, tindakan itu sama saja melawan Islam," ungkap Presiden FPI cabang Manipur, Mufti Arshad Hussain.

Burhanuddin menambahkan, Nabi Muhammad sendiri telah meminta kepada para sahabat untuk tidak mengabadikan dirinya dalam bentuk apapun. Sejak itu, permintaan Nabi Muhammad SAW itu terjaga hingga kini. "Dalam Islam, tidak mengenal foto, lukisan atau karikatur Nabi," kata dia.

Kasus ini merupakan yang kesekian kali terjadi. Harian Denmark sempat memicu kemarahan umat Islam di seluruh dunia lantaran mempublikasikan karikatur Nabi Muhammad SAW. Tak lama, kelompok sayap kanan Eropa melakukan hal serupa. Alasan mereka tetap sama yakni kebebasan berekspresi.

sumber : onislam.net
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement