REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Dalam sejarah Arab jahiliyah pra Islam, pernah terjadi satu peperangan terlama yaitu Perang al-Basus. Perang ini berlangsung hingga 40 tahun.
Taufiq Praw, dalam Tarikh al-Arab al-Qadim menjelaskan, perang ini terjadi sebelum kelahiran Rasulullah SAW dan sebelum diutusnya beliau, dan perang ini terjadi antara kabilah Bakr dan kabilah Taghlib bin Rabi'ah.
Perang ini berlangsung selama bertahun-tahun dan merupakan perang yang terputus-putus sehingga durasi Perang al-Basus adalah 40 tahun.
Menurut Abu al-Baqa’ al-Hilli dalam al-Manaqib al-Mazidiyyah fi Akhbar al-Malik al-Asadiyah menjelaskan perang ini terjadi akibat Raja Kulaib yaitu Wail bin Rabi’ah bin al-Hartis bin Murrah.
Istrinya adalah Jalila binti Marra binti Marra binti Dhahl binti Shayban, yang silsilahnya berakhir pada Ali bin Bakr bin Wael.
Ibunya adalah Hibla binti Munqidz binti Salman binti Tamim, saudara perempuan al-Basus, yang pernah tinggal sebagai tamu di Jasasas, saudara laki-laki al-Jalila.
Diriwayatkan, suatu ketika Raja Kulaib pernah bertanya kepada istrinya, Jalila, "Apakah kamu mengenal seseorang di antara orang-orang Arab yang lebih aku cintai daripada aku?" Ia berkata, "Ya, kedua saudaraku, Jassas dan Hammam."
BACA JUGA: Israel Gunakan Bala Tentara dari Bangsa Jin untuk Hadapi Iran Selama Perang 12 Hari?
Kulaib menjadi marah karena hal tersebut, lalu dia keluar sambil memegang busur panah, namun dia mendapati unta al-Basus sedang merumput di ladangnya yang dia larang. Llalu dia mengambil busurnya dan memanahnya hingga mati.
Ketika al-Basus mendengar bahwa unta miliknya telah dibunuh, dia memohon kepada keponakannya, Jassas, yang berjanji kepadanya bahwa dia akan membunuh unta yang lebih besar daripada unta tersebut.