Jumat 22 Jun 2012 22:11 WIB

Tarekat Sammaniyah, Berkembang di Afrika Utara (4-habis)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Tasawuf (ilustrasi)
Foto: Blogspot.com
Tasawuf (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Adakah hubungan antara zikir Sammaniyah dan tari Saman di Aceh? Belum ada penjelasan yang paling sahih mengenai keberadaan masalah ini.

Dalam beberapa literatur yang penulis temukan, tarian Saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara.

Siapakah Syekh Saman Aceh ini? Hingga kini, penulis belum menemukannya. Tercatat, ia adalah seorang ulama yang menyebarkan Islam di Aceh.

Pengamat sejarah Gayo, Ir Wahab Daud, menjelaskan, tari Saman sangat identik dengan agama Islam karena tarian ini dikembangkan sebagai alat untuk mengembangkan agama Islam, khususnya di dataran tinggi Gayo Lues.

Liriknya bermakna nasihat, petuah agama, petunjuk hidup, dan sebagainya. Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan.

Tari Saman biasanya diawali dengan salam pembuka dari syekh (pemuka adat atau pimpinan dari tari Saman). Selanjutnya, disampaikan petuah-petuah tentang menjalani kehidupan umat manusia. Tarian ini dilakukan oleh sedikitnya delapan orang. Terkadang, dilakukan oleh 17 orang. Orang yang duduk pada posisi nomor sembilan (tengah) bertindak sebagai pimpinan (syekh).

Pada mulanya, tarian ini hanya merupakan permainan rakyat biasa yang disebut Pok Ane. Melihat minat yang besar masyarakat Aceh pada kesenian ini, Syekh Saman pun menyisipkan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada Allah SWT.

Sehingga, tari Saman menjadi media dakwah saat itu. Dahulu, latihan Saman dilakukan di bawah kolong meunasah (sejenis surau pada saat itu yang berbentuk panggung). Sehingga, mereka tidak akan ketinggalan untuk shalat berjamaah.

Sejalan dengan kondisi Aceh yang berada dalam peperangan, syekh pun menambahkan syair-syair yang menambah semangat juang rakyat Aceh. Tari ini terus berkembang sesuai kebutuhannya. Sampai sekarang, tari ini lebih sering ditampilkan dalam perayaan-perayaan keagamaan dan kenegaraan.

Tak ditemukan penjelasan lain dari Wahab Daud mengenai asal mula tari Saman. Pun, demikian dengan Mudha Farsyah, peneliti Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh. Ia hanya menyebutkan, tari Saman berasal dari Aceh Gayo yang diciptakan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang menyebarkan Islam di Aceh, khususnya Gayo. Penulis belum menemukan biografi Syekh Saman, pendiri atau pencipta tari Saman ini.

Tentu, akan sangat menarik dan semakin jelas bila ada riwayat hidup Syekh Saman ini, kemudian asal mula diciptakannya tarian ini. Benarkah tarian ini memiliki hubungan dengan Tarekat Sammaniyah yang didirikan oleh Syekh Muhammad bin Abdul Karim As-Sammani Al-Hasani al-Madani? Apakah tari Saman memang merupakan budaya asli Aceh yang dikembangkan dari zikir dan wirid? Wallahua’lam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement