Jumat 22 Jun 2012 21:31 WIB

Tarekat Sammaniyah, Berkembang di Afrika Utara (3)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: solartour.sk
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Syekh Muhammad Samman dikenal sebagai tokoh tarekat yang memiliki banyak karamah. Baik kitab Manaqib Syekh al-Waliy Al-Syahir Muhammad Saman maupun Hikayat Syekh Muhammad Saman, keduanya mengungkapkan sosok Syekh Samman.

Sebagaimana guru-guru besar tasawuf, Syekh Muhammad Samman terkenal akan kesalehan, kezuhudan, dan kekeramatannya. Konon, ia memiliki karamah yang sangat luar biasa.

''Ketika kaki diikat sewaktu di penjara, aku melihat Syekh Muhammad Samman berdiri di depanku dan marah. Ketika kupandang wajahnya, tersungkurlah aku dan pingsan. Setelah siuman, kulihat rantai yang melilitku telah terputus,'' kata Abdullah Al-Basri. Padahal, kata seorang muridnya, Syekh Samman berada di kediamannya sendiri.

Adapun perihal awal kegiatan Syekh Muhammad Samman dalam tarekat dan hakikat, menurut Kitab Manaqib, diperolehnya sejak bertemu dengan Syekh Abdul Qadir Jailani.

Suatu ketika, Syekh Muhammad Samman berkhalwat (menyendiri) di suatu tempat dengan memakai pakaian yang indah-indah. Pada waktu itu, datang Syekh Abdul Qadir Jailani yang membawakan pakaian jubah putih. ''Ini pakaian yang cocok untukmu.''

Syekh Jailani kemudian memerintahkan Syekh Muhammad Samman agar melepas pakaiannya dan mengenakan jubah putih yang dibawanya. Konon, Syekh Muhammad Samman menutup-nutupi ilmunya sampai datanglah perintah dari Rasulullah SAW untuk menyebarkannya kepada penduduk Kota Madinah. Wallahua’lam.

Hubungan Tari Saman Aceh dengan Sammaniyah

Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) adalah provinsi paling barat di bumi nusantara. Daerah ini dikenal sebagai 'Serambi Makkah'-nya nusantara. Agama Islam yang masuk ke Indonesia dipercaya juga berawal dari wilayah ini. Tak heran bila nuansa keislaman sangat kental di provinsi paling barat di Indonesia tersebut.

Sebagaimana disebutkan, Tarekat Sammaniyah pertama kali masuk ke Indonesia melalui Aceh dan dibawa oleh Syekh Abdussamad Al-Falimbani sekitar abad ke-18, salah seorang murid Syekh Muhammad bin Abdul Karim As-Sammani Al-Hasani Al-Madani, pendiri Tarekat Sammaniyah.

Tarekat Sammaniyah mengajarkan zikir dan wirid untuk mendekatkan diri kepada Allah kepada murid-muridnya. Wirid dan zikir itu biasanya diamalkan seusai melaksanakan shalat lima waktu dan dengan cara duduk bersila.

Seiring dengan perkembangannya, zikir dan wirid Sammaniyah terus berkembang. Di Sudan dan Nigeria (Afrika Utara), zikir dan wirid Sammaniyah ini dilaksanakan dengan cara berdiri sambil memuji kebesaran Allah SWT. Tak hanya wirid seusai shalat lima waktu, zikir dan wirid Sammaniyah biasanya dilaksanakan pada peringatan hari besar Islam, seperti maulid Nabi SAW, Isra Mikraj, dan sebagainya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement