REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Pemerhati isu perkotaan, David Lepeska memuji Istanbul sebagai kota ideal bagi negara-negara Islam. Menurutnya, Istanbul berhasil menawarkan model kota yang sukses memadukan unsur syariah dan hukum modern.
"Dengan ribuan warga Albania, Yunani, dan Kurdi di antara 400.000 populasi Istanbul, serupa dengan populasi kota Paris pada abad ke-14, Istanbul tidak terlihat sebuah kota Muslim," kata dia seperti dikutip thenational.com, Kamis (2/1).
Lepeska mencontohkan, Istanbul tidak menangkap wanita pekerja seks, tetapi justru memasukkannya ke Bursa, Anatolia. Di sana, wanita yang berniat bertobat, dapat terhindar penjara dan masuk rehabilitasi.
"Coba anda bandingkan dengan negara lain, yang menghukum perempuan lantaran tidak mampu mendatangkan pelaku yang memperkosanya," kata dia.
Dalam hal kebijakan, kata Lepeska, Istanbul juga menawarkan kebijakan yang patut dicontoh Dubai, Jakarta, Nairobi dan Kairo. Sebab, Istanbul dalam beberapa dekade terakhir mengalami transformasi yang pesat, seperti ekspansi perkotaan dan modernisasi pemukiman pinggiran kota.
"Saya pikir apa yang dilakukan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, saat menjadi walikota Istanbul, telah menjadikan kota ini menjadi penghubung dan pusat keuangan dunia," ujarnya.