REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA -- Seorang Muslimah yang menggunakan busana muslim dan cadar mengalami diskriminasi ketika sedang membeli bensin di Pembroke Pines, Florida, Amerika Serikat. La-Fleur Mohamed harus menghadapi kebencian dari karyawan pompa bensin Chevron di Florida tersebut.
La-Fleur menjelaskan awal ceritanya. Ketika dia akan membayar untuk pompa nomor 1, tiba-tiba karyawan itu merampas dompet dan uangnya. Karyawan itu kemudian melempar uang dan dompet tersebut ke La-Fleur.
"Kamu tidak bisa berpakaian seperti itu di sini. Lepas dan saya ingin melihat seluruh wajahmu," bentak si karyawan.
La-Fleur langsung menolak seruan karyawan tersebut. La-Fleur lalu mengatakan bahwa dirinya tidak bisa melepas pakaiannya karena ini bagian dari agama dan keyakinannya. Lalu, si karyawan mengatakan,"Saya tidak bisa melayani orang-orang seperti anda.''
Wilfredo Ruiz, pengacara La-Fleur Mohamed, mengatakan tidak ada alasan bagi Chevron untuk tidak melayani pelanggannya tanpa ada dasar gangguan keamanan. Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengatakan kasus ini adalah kasus yang jelas-jelas diskriminasi. CAIR telah mengajukan keluhan formal kepada Komisi Negara Hak Asasi Manusia.
"Ini melanggar hukum negara dan federal," kata direktur eksekutif CAIR, Nezar Hamze. ''CAIR akan menyerahkan kasus ini sepenuhnya ke jalur hukum."
Juru Bicara Chevron, Brent Tippen, menyangkal bahwa karyawannya melakukan diskriminasi. Ia mengatakan Chevron melayani tanpa maksud untuk melanggar prinsip-prinsip agama apapun. "Walau demikian, kami menyesal kesalahpahaman ini. Kita akan mendorong karyawan kami untuk menjadi lebih sadar akan potensi diskriminasi dari isu-isu keragaman," jelas Tippen.