Senin 02 Jan 2012 18:07 WIB

Mengenal As-Shuffah: Semangat Belajar dan Kesederhanaan Ahli Shuffah (Bag 3)

REPUBLIKA.CO.ID,  Dr Akram Dhiya Al-Umuri dalam Shahih Sirah Nabawiyah,  mengisahkan, para ahli Shuffah mencurahkan perhatiannya untuk mencari ilmu. ‘’Mereka beritikaf di Masjid Nabawi untuk beribadah dan membiasakan diri hidup dalam keadaan serba-kekurangan. ‘’Jika sedang sendiri, yang mereka lakukan adalah shalat, membaca, dan mempelajari Alquran, serta berzikir,’’ papar Dr Akram.

Selain itu, sebagian lainnya belajar membaca dan menulis. Tak heran jika kemudian para Ahli Shuffah itu banyak yang menjadi ulama dan ahli hadis, karena mereka banyak menghafal hadis.  Salah satu contohnya adalah Abu Hurairah dan Huzaifah Ibnul Yaman yang dikenal banyak meriwayatkan hadis-hadis tentang fitnah.

Para ahli Shuffah dengan penuh keseriusan mempelajari ilmu agama dan ibadah. Meski begitu, mereka juga terlibat aktif dalam kegiatan kemasyarakatan dan jihad. Hal itu terbukti dengan banyaknya para ahli Shuffah yang gugur di medan perang, seperti Perang Badar, Perang Uhud, Perang Tabuk, Perang Khaibar, dan pertempuran lainnya. ‘’Mereka adalah para ahli ibadah di malam hari dan prajurit yang gagah berani di siang hari,’’ tutur Dr Akram.

Mereka yang tinggal di Ah-Shuffah adalah orang-orang yang bersahaja. Betapa tidak.  Menurut Ibu Sa’ad dalam Ath-Thabaqatul Kubra jilid I, para ahli Shuffah tak memiliki pakaian yang dapat melindungi diri dari hawa dingin. Mereka juga tak memiliki selimut tebal. ‘’Tak ada seorangpun dari mereka yang mempunyai pakaian lengkap,’’ papar Abu Nu’aim.

Mereka mengikatkan bajudan selimut ke leher-leher mereka. Sebagian lagi hanya memakai baju dan kain sarung. ‘’Selimut yang mereka pakai adalah Al-Hanaf, ‘’ ungkap Dr Akram. Ykni selimut yang menyerupai selimut produksi Yaman dibuat dari bahan kasar dan kain terburuk.

Kurma adalah makanan sehari-hari ahli Shuffah.  Rasulullah selalu menyediakan setangkup kurma untuk dua orang setiap hari. Nabi Muhammad SAW tak mampu memenuhi kebutuhan mereka selain kurma. Karenanya, beliau selalu menasihati agar para ahli Shuffah bersabar, dan tak pernah lupa menghibur mereka.

‘’Rasulullah pun sering mengundang mereka untuk makan bersama di rumah beliau, meski dengan hidangan seadanya,’’ papar Dr Akram. Jika ada dermawan datang, mereka pun bisa menyantap makanan yang lebih enak. Meski dalam kondisi serba-kekurangan para ahli Shuffah itu tetap bersabar. Semangat beribadah dan jihadnya tak pernah padam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement