REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jamaah haji resiko tinggi yang berangkat ke Tanah Suci akan meningkat tahun 2011 ini.
Hal ini diutarakan oleh Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Taufik Tjahyadi, saat melepas petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH) penempatan Makkah di Jakarta, Selasa (27/9).
Jamaah haji resiko tinggi yaitu jamaah haji lanjut usia (lansia) dan jamaah haji pengidap penyakit tidak menular (PTM) seperti jantung, diabetes dan hipertensi. Kenaikan ini, menurut Taufik, disebabkan adanya tambahan kloter khusus lanjut usia. ''Tahun 2011 ini ada tambahan 18 kloter yang berisi 700 orang jamaah haji berusia lanjut di haji reguler,'' ungkapnya.
Akibat kenaikan inim prosentase jumlah jamaah haji beresiko tinggi akan melebihi 50 persen. Di tahun-tahun sebelumnya, kata Taufik, jumlah jamaah haji resiko tinggi hanya sebesar 50 persen.
Untuk mengantisipasi kesehatan jamaah haji beresiko tinggi, setiap jamaah ditandai dengan titik hitam pada gelang yang dikenakan jamaah. ''Petugas kesehatan yang melihat jamaah haji dengan tanda hitam di gelangnya akan diawasi lebih intensif,'' kata Taufik.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Ratna Rosita, meminta kepada setiap petugas kesehatan untuk lebih aktif mengawasi jamaah haji resiko tinggi. "Tidak hanya dokter kloter saja yang bertanggung jawab, tapi petugas kesehatan di pusat pelayanan kesehatan Indonesia di Arab Saudi juga harus berkontribusi," ujarnya.