Jumat 16 Sep 2011 21:56 WIB

Cina 'Harapkan' Bantuan Minoritas Muslim Ciptakan Stabilitas

Rep: Agung Sasongko/ Red: cr01
Penasihat Politik China, Jia Qinglin (kiri).
Foto: AP
Penasihat Politik China, Jia Qinglin (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Penasihat Politik Cina, Jia Qinglin, Jumat (16/9), bertemu dengan pemimpin Asosiasi Islam China (IAC) terpilih guna mewujudkan stabilitas sosial di wilayah Cina berpenduduk Muslim.

Dalam pertemuan itu, Jia yang juga anggota Komite Tetap Biro Politik Partai Komunis Cina (BPK), mendesak IAC untuk fokus memperjuangkan solidaritas etnis dan stabilitas sosial.

"IAC memiliki peran untuk menjembatani hubungan pemerintah dan Muslim Cina. Untuk itu, IAC sewajarnya melihat duduk persoalan dari kepentingan Cina," ujar Jia seperti dikutip Xinhuanet.com.

Dalam kesempatan itu, Jia juga menentang segala bentuk sabotase terhadap negara dan rakyat dengan jubah agama, seperti yang terjadi di luar negeri. Karena itu, Jia mengharapkan IAC membantu Muslim Cina mengembangkan stabilitas sosialnya sehingga memudahkan pemerintah pusat.

Pada Jumat (9/9) lalu, Kongres Nasional IAC memutuskan memilih kembali Chen Guangyuan sebagai presiden. Kongres juga memilih sebuah komite baru berikut para pemimpin terpilih. Selain itu, kongres juga mengadopsi amandemen piagam dan lambang IAC.

Cina memiliki populasi Muslim sekitar 20 juta jiwa, setengah dari populasi berasal dari kelompok etnis Hui dan sisanya minoritas Uighur. Semenjak menjadi negara komunis, pemerintah Cina cenderung bersikap keras terhadap Muslim. Mereka mengawasi setiap gerak-gerik minoritas Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement