REPUBLIKA.CO.ID, Sepintas, Islamic Center di Manhattan, New York tampak seperti masjid di pojokan dunia lain. "Saya bangga menjadi Muslim, dan bangga bisa menjalankan ibadah Islam di AS," tutur Tahir Sheik, salah seorang jemaah.
Kebebasan menjalankan ibadah memang menjadi salah satu alasan umat Islam di Amerika menjadi salah satu kelompok agama dengan kepuasan hidup tertinggi. Setidaknya, inilah yang menjadi temuan survei yang baru digelar Abu Dhabi Gallup Center, lembaga survei yang berafiliasi dengan lembaga survei ternama, Gallup.
Survei yang sama menunjukkan hampir separuh warga Muslim Amerika mengaku pernah mengalami diskriminasi. Tetapi, di saat yang sama, 75 persen menyatakan percaya akan kinerja aparat penegak hukum untuk bertindak secara adil.
Menurut survei Gallup ini, diskriminasi yang dialami warga beragama Islam, tidak mempengaruhi persepsi mereka terhadap kehidupan di Amerika. "Saya supir taksi dan tak bermasalah saat bekerja di jalanan kota," ujar Mahbuv Ahmed, seorang Muslim warga New York lain.
Setidaknya 64 persen responden Muslim mengaku kehidupan mereka semakin makmur, naik dari 55 persen pada 2009 dan 46 persen pada 2008. Perubahan kepemimpinan ke tangan Presiden Barack Obama diyakini sebagai salah satu penyebab persepsi ini.
Sekitar 80 persen warga Muslim Amerika menyatakan mendukung Presiden Obama, sedangkan hanya sembilan persen mengaku sebagai pendukung partai oposisi Republik.