Senin 28 Mar 2011 15:48 WIB

Survei: Muslim AS yang Rajin ke Masjid ialah Warga yang Baik

Muslim AS dalam sebuah kegiatan di Masjid
Muslim AS dalam sebuah kegiatan di Masjid

REPUBLIKA.CO.ID, TEANECK, AS - Acara makan siang tahunan Persatuan Muslim Amerika 2011, bertema "Toleransi dan Kebebasan Beragama", dipilih jauh sebelum anggota Kongres dari Partai Republik, Peter King, memutuskan menggelar acara dengan pendapat tentang Muslim Radikal.

Dalam acara berdurasi empat jam itu, pembicara utama, Karam Dana, salah satu dekan fakultas di Tufts University sekaligus calon peraih gelar doktor Kajian Timur Tengah dari Universitas Havard, mengemukakan hasil survei opini publik Muslim Amerika yang ia lakukan.

Survei yang ditujukan kepada 1.410 Muslim Amerika adalah salah satu survei terbesar sejenisnya. Dana berkata hasil isian para responden bisa menjawab banyak pertanyaan yang diajukan King tentang Islam. Pasalnya survei itu memang khusus bertanya tentang agama.

Ia mengatakan data menunjukkan bahwa Muslim yang secara rutin mengunjungi acara di masjid-masjidnya, selain ibadah lima waktu, cenderung terlibat dalam kegiatan politik dan aktivitas komunitas mereka.

Risetnya juga menemukan 93 persen Muslim Amerika merasa kebijakan keamanan di bandara dibuat untuk menarget Muslim. Dana juga mengatakan 30 persen responden tidak berafiliasi dengan partai politik apa pun. Angka itu cukup tinggi bila dibanding dengan grup etnis lain.

Dana juga mengatakan banyak Muslim mendukung George W. Bush dan kandidat dari Partai Republik, bahkan pascatragedi WTC 11 September 2001. Namun mereka merasa partai menyingkirkan mereka.

Alih-alih berpindah ke Demokrat, mereka memilih tidak berafiliasi. Berdasar hasil tersebut, Dana mendesak agar politisi merangkul kembali komunitas Muslim.

"Data empiris menunjukkan bahwa Muslim adalah warga negara yang baik, mereka berpartisipasi dalam politik Amerika, mereka mendatangi masjid. Menurut pandangan saya, masjid tidak jauh beda dari gereja Katholik, sebuah sinagoga," ujar Dana.

"Jika kita terus menghormati identitas pribadi kita dan menghargai perbedaan, maka kita akan terus menjadikan Amerika sebagai negara besar."

sumber : NORTH JERSEY.COM
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement