Jumat 19 Apr 2019 09:25 WIB

BMH Kebut Pembangunan Masjid di Perbatasan Kalimantan Utara

Penyelesaian pembangunan masjid di perbatasan Kaltara itu baru 60 persen.

Kondisi masjid lama yang belum dibongkar, karena menunggu masjid baru rampung.
Foto: Dok BMH
Kondisi masjid lama yang belum dibongkar, karena menunggu masjid baru rampung.

REPUBLIKA.CO.ID, NUNUKAN -- Masyarakat perbatasan, terutama di Kalimantan Utara merupakan masyarakat yang paling sering ditempa nasionalismenya. Sebab, di negara sebelah,  kemakmuran begitu tampak. Sementara di dalam negeri, semua itu masih menjadi harapan bersama. 

Kondisi tersebut, mendorong Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH)  hadir di perbatasan, membersamai mereka dan memberikan bantuan terhadap segala program dan harapan masyarakat perbatasan, terutama di bidang dakwah dan pendidikan.

“Insya Allah Ramadhan 1440 H ini, BMH sedang ngebut mempersiapkan masjid baru bagi warga perbatasan, tepatnya di Kampung Makmur, Kecamatan Tulin Onsoi, Kabupaten Nunukan,  Kalimantan Utara. Sesungguhnya masih banyak yang dibutuhkan, karena baru 60 persen yang jadi. Tapi kami optimistis,  insya Allah menyambut Ramadhan masjid semoga bisa digunakan,” terang dai tangguh BMH Ustaz Nur Wahid melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (19/4).

Ia menambahkan, masjid ini dibangun dengan modal semangat tinggi. Sebab sudah jelas di tengah masyarakat yang mayoritas bermatapencaharian sebagai petani, program ini jelas bukan hal mudah. Pada saat yang sama,  jika tidak segera membangun yang baru, masjid yang lama kondisinya sudah sangat menghawatirkan.

“Lantai dan dinding masjid yang lama terbuat dari kayu, sudah rapuh dimakan usia. Atap dari seng yang berkarat tak mampu lagi melindungi jamaah dari air saat hujan turun. Ya, sudah darurat. Alhamdulillah dengan semangat tinggi, jalan juga program masjid baru sekalipun belum sempurna. Makanya kita kebut pembangunannya,” imbuh Ustadz Nur Wahid.

photo
Kondisi progress pembangunan Masjid Al-Huda di perbatasan Indonesia-Malaysia, Nunukan, Kalimantan Utara.
Kepala BMH Perwakilan Kalimantan Utara, Fathurrahman menyampaikan,  pihaknya membuka kesempatan bagi semua pihak untuk terlibat dalam program masjid perbatasan ini.

“BMH sangat terbuka kepada  semua pihak, semua kalangan,  untuk terlibat dalam proyek amal jariyah pembangunan Masjid Al-Huda untuk masyarakat perbatasan ini. Terlebih, panitia memang masih memerlukan dana cukup besar dan waktunya mendesak,” ucapnya. 

Setiap sore, saat anak-anak belajar Alquran  di masjid lama yang memang belum dibongkar, mereka selalu mengelilingi bangunan masjid yang masih 60 persen. “Kapan masjid baru ini selesai,” ucap Zahro salah seorang santri TPQ. Pertanyaan serupa disampaikan oleh teman-temannya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement