Rabu 22 May 2019 04:04 WIB

Matthieu Cioccocini: Islam Mengobati Kekosongan Hatiku

Baginya, islam adalah obat terbaik dan allah adalah dokter paling mengagumkan.

Mualaf

Mahasiswa yang sedang menempuh tahun keempatnya itu bersyukur telah dibimbing pada Islam melalui cara yang tidak pernah disangkanya. Hampir sepuluh tahun lamanya ia hidup dengan Islam di dadanya. Ketakutannya menjadi Muslim Eropa tidak terbukti. Meski tinggal di lingkungan Muslim minoritas, Matthieu justru semakin meyakini Islam sebagai anugerah bagi hidupnya. Mereka umumnya memiliki pandangan yang kurang baik tentang Islam, namun mereka telah mulai memahami bahwa Islam tak seburuk yang mereka kira.

Yang terpenting, menurut Matthieu, adalah memperlakukan mereka dengan cara yang baik dan menunjukkan peran baik dalam masyarakat. Sebagai murid yang baik, teman yang baik, atau tetangga yang baik, ujarnya. Semua itu, katanya, tidak hanya memunculkan nilai positif tentang diri Muslim itu sendiri, tetapi juga penilaian positif tentang Islam.

Penilaian itu penting, menurutnya, terlebih di lingkungan minoritas Muslim seperti negaranya. Di Eropa, ia dihadapkan pada tantangan untuk mengubah paradigma masyarakat yang menilai Islam sebagai agama teroris atau agama poligami yang menomorduakan perempuan. Citra itu didukung oleh kecemasan atas fakta bahwa Islam cepat berkembang di Eropa dan banyak penduduknya yang memeluk Islam.

Dampaknya adalah seperti yang dialami Muslimah di Prancis. Mereka tidak diperbolehkan mengenakan jilbab ke sekolah, ujarnya prihatin.

Ia berpendapat, hal itu tidak akan terjadi jika orang mau mencari tahu tentang Islam. Misalnya, dengan membuka buku, menjelajah internet, atau mengakses youtube. Kamu akan temukan banyak hal tentang Islam yang tidak sulit untuk dipahami. Insya Allah itu akan sangat membantumu mengenal Islam dan membuktikan bahwa semua hal buruk tentang Islam yang disampaikan media itu tidak benar, pesannya.

sumber : Oase Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement