Rabu 10 Oct 2018 05:30 WIB

Musa Franco: Puasa Dapat Menjadi Penolong Muslim

Mualaf memerlukan keteguhan menjalani ajaran Islam

Beribadah/ilustrasi
Beribadah/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musa Franco menjalani pencarian spiritualnya yang berubah drastis 14 tahun silam. Saat itu, dia memutuskan hijrah, meninggalkan agama yang telah lama dianut keluarganya.

Dia kemudian bersyahadat untuk memantapkan niatnya memeluk Islam di Pusat Pendidikan Islam North Hudson, New Jersey. Dua orang menjadi guru yang selama ini mengajarkan Islam.

Mereka adalah sahabatnya Kamal al-Jayeh dan Syekh Muhammad al-Hayek. Merekalah yang mengenalkan tauhid kepada Franco. Hingga kini, mereka masih terus mendakwahkan Islam. Franco selalu mengikuti majelis mereka di berbagai kesempatan.

Franco hidup sederhana. Dia selalu menyisihkan uang untuk membeli buku- buku Islam di Brooklyn dan Queens. Semangatnya tak pernah padam untuk mendalami ajaran yang dibawa Rasulullah.

Sejak kecil dia bersekolah di Amerika Serikat. "Saya dibesarkan dengan hiburan dan makanan Amerika. Demikian juga, di rumah, saya berbicara bahasa Spanyol dengan keluarga saya. Kami secara teratur mengundang anggota keluarga yang berkunjung dari Kolombia. Kami makan makanan Kolombia di rumah," kata dia.

Sehari-hari dia banyak terlibat dalam komunitas Muslim. Dia berusaha membangun kebersamaan dan persaudaraan. Mereka diharapkan memiliki kepedulian yang tinggi, sehingga selalu tolong-menolong demi kebaikan.

Franco memiliki banyak teman Muslim, beberapa di antara mereka telah dikenalnya selama 20 tahun. Mereka meramaikan pesta pernikahan Franco yang digelar di masjid.

Mereka juga hadir saat syukuran kelahiran anak-anaknya. Mereka juga selalu berada di sisinya saat berada dalam kondisi suka maupun duka.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement