Kamis 28 Feb 2019 19:26 WIB

Biografi Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari

Syekh Arsyad al-Banjari berperan besar dalam dakwah Islam di Nusantara.

(ilustrasi) Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari
Foto: tangkapan layar google
(ilustrasi) Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjarmasin, Kalimantan Selatan, telah menjadi suatu pusat Islam di Nusantara setidaknya sejak permulaan abad ke-16. Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari (1710-1812) merupakan seorang dai yang termasyhur dari daerah tersebut.

Dia lahir pada awal abad ke-18 di wilayah yang sekarang bernama Martapura. Gelar di belakang namanya menunjukkan daerah asal sang syekh, yakni Kesultanan Banjar.

Zaid Ahmad dalam The Biographical Encyclopedia of Islamic Philosophy (2015) menuturkan riwayat ulama besar ini. Masa kecil Muhammad Arsyad diisi dengan pendidikan agama Islam dari keluarganya.

Mereka termasuk kalangan Alawiyyin yang silsilahnya merujuk hingga Rasulullah SAW. Selain mengaji Alquran, Arsyad juga terkenal pandai membuat kaligrafi. Suatu hari, Sultan Tahlilullah takjub akan lukisan-lukisan karyanya. Penguasa Banjar ini kemudian meminta Arsyad untuk mengabdi pada istana. Saat itu, usianya belum genap tujuh tahun.

Kesultanan Banjar menjadi patron baginya menuntut ilmu dan berkesenian. Kala berusia 30 tahun, Arsyad menikah dengan Bajut, seorang perempuan lokal. Pasangan muda ini dikaruniai seorang anak perempuan.

Sementara itu, keinginan Arsyad kian besar untuk belajar ke Tanah Suci. Sang istri pun mendukungnya. Pihak istana kemudian membiayai Arsyad untuk naik haji pada 1739. Dia memanfaatkan kesempatan ini tidak semata-mata melaksanakan rukun Islam kelima.

Usai berhaji, Arsyad bermukim 30 tahun lamanya di Haramain untuk menuntut ilmu.

Di Masjid al-Haram, dia belajar pada sejumlah guru besar. Mereka antara lain, Syekh Ahmad bin Abdul Mun'im ad-Damanhuri, Syekh Muhammad Murtadha bin Muhammad az-Zabidi, dan Syekh Hasan bin Ahmad al-Yamani.

Kemudian, Syekh Salim bin Abdullah al-Bashri, Syekh Shiddiq bin Umar Khan, dan Syekh Abdullah bin Hijazi asy-Syarqawy. Ada pula Syekh Abdul Gani bin Muhammad Hilal, Syekh Abis as-Sandy, Syekh Abdul Wahab at-Thantawy, dan Syekh Abdullah Mirghani.

 

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement