Rabu 20 Feb 2019 17:34 WIB

Perhatian Islam pada Sektor Perhotelan (5)

Istilah 'funduq' merujuk pada sistem perhotelan pada era keemasan Islam

Ilustrasi Peradaban Islam
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Peradaban Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semasa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, sikap ramah tamah (hospitality) terhadap para pelancong terus dipertahankan. Khalifah Umar, misalnya, melanjutkan kebiasaan Nabi SAW yang menyediakan penginapan gratis bagi para jamaah haji yang ibnu sabil.

Bahkan, sosok yang berjulukan Al-Faruq itu menyertakan pendirian rumah-rumah persinggahan gratis di Makkah, Madinah, dan Kuffah, ke dalam program infrastruktur nasional. Pada masa itu, pembangunan jalan-jalan, saluran irigasi, serta sistem birokrasi dan keamanan memang berlangsung cukup pesat.

Baca Juga

photo
Funduq

Funduq

Sesudah era Khulafaur Rasyidin, wilayah kedaulatan Islam semakin meluas. Dinasti-dinasti Muslim timbul dan tenggelam, silih berganti. Terlepas dari segala kekurangan yang ada, mereka mewariskan suatu peradaban madani yang berfondasi pada Islam—agama yang mengajarkan rahmatan lil ‘alamin. Dunia tidak pernah menyaksikan suatu kebudayaan yang seluhur dan se-kosmopolitan itu sebelumnya.

Kota-kota Islam memiliki banyak hotel (bahasa Arab: funduq) sebagai tempat menginap para pelancong. Benedikt Koehler dalam Early Islam and the Birth of Capitalism (2014) menjelaskan sejarah hotel menurut konteks peradaban Islam.

Pada mulanya, funduq berkaitan dengan pusat perdagangan (trade centers) yang telah dirintis sejak zaman Rasulullah SAW. Maka dari itu, perlu dijelaskan terlebih dahulu bagaimana kondisi pasar pada masa Jahiliyah dan Islam.

Pada umumnya, pasar-pasar di Jazirah Arab pra-Islam bersifat semipermanen dan berlangsung hanya dalam periode tertentu; puncaknya pada musim haji. Di Makkah, para pedagang lokal membuka gerai di depan rumah masing-masing selama beberapa hari tertentu per pekan.

Setiap kafilah dagang yang datang dari luar kota mengadakan transaksi dengan mereka. Begitu segala urusan selesai, gerai itu pun tutup. Para kafilah tadi juga bergerak melanjutkan perjalanannya.

Baca juga: Perhatian Islam pada Sektor Perhotelan (6)

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement