Selasa 08 Jul 2025 16:16 WIB

Soal Sound Horeg, Sekjen Kemenag Angkat Suara

Sound horeg banyak menuai keluhan dari masyarakat.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Rombongan karnaval di Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menggunakan sound horeg di jalan raya beberapa waktu lalu.
Foto: ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif
Rombongan karnaval di Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menggunakan sound horeg di jalan raya beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Kementerian Agama (Sekjen Kemenag), Kamaruddin Amin turut angkat suara terkait munculnya fenomena Sound Horeg yang belakangan menjadi sorotan publik. Dia mengimbau masyarakat untuk saling menghormati dan tidak mengganggu ketertiban umum dalam mengekspresikan budaya atau tradisi.

"Kementerian Agama tentu menginginkan masyarakat, warga bangsa dari semua agama untuk bersama-sama berikhtiar menciptakan suasana sosial keagamaan yang kondusif," ujar Kamaruddin Amin saat ditemui usai menghadiri acara "Kick Off Musabaqah Qira'atil Kutub" di Kantor Kemenag, Jl MH Thamrin, Jakarta, Selasa (8/7/2025).

Baca Juga

Sistem audio berdaya besar yang menghasilkan suara sangat keras dan bergetar tersebut menuai banyak keluhan, terutama karena penggunaannya kerap menimbulkan gangguan. 

Dalam berbagai video yang viral di media sosial, aktivitas Sound Horeg bahkan dikaitkan dengan perusakan fasilitas umum, seperti pagar jembatan dan rumah warga.

“Jangan men-create masalah untuk orang lain lah. Intinya, semua warga bangsa dituntut untuk meningkatkan kualitas silaturahim dan interaksi sosialnya agar tidak meresahkan,” ucap dia.

Sejumlah ulama di daerah bahkan telah mengeluarkan fatwa haram terhadap Sound Horeg karena dinilai lebih banyak membawa mudarat ketimbang mafsadat.

Sebagai institusi yang memiliki peran strategis dalam kehidupan keagamaan, Kemenag, kata Kamaruddin, terus mendorong semua pihak untuk mengedepankan nilai-nilai Islam yang damai dan sejuk. 

Menurut dia, Kemenag memiliki berbagai instrumen kelembagaan seperti penyuluh, penghulu, guru, ulama, dan ormas keagamaan yang menjadi mitra dalam membina masyarakat.

"Kami secara kelembagaan mendorong semua pihak untuk bersama-sama menghadirkan Islam yang damai," kata dia.

Lebih jauh, Kamaruddin juga memperkenalkan program "Peaceful Muharram" yang baru diluncurkan oleh Kemenag sebagai bagian dari kampanye untuk memperkuat kesadaran kolektif tentang pentingnya kedamaian dalam ekspresi keagamaan dan kehidupan kebangsaan.

"Kita ingin agama betul-betul menjadi instrumen untuk meningkatkan kualitas kehidupan kita sebagai bangsa dan negara," jelas dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement