Selasa 30 Apr 2019 23:34 WIB

Menunaikan Amanah

Amanah berkaitan dengan sifat kepemimpinan yang ideal

Pemimpin harus bersifat amanah (Ilustrasi)
Foto: .
Pemimpin harus bersifat amanah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Bahron Anshori     

"Tiada iman pada seseorang yang tidak menunaikan amanah, dan tiada agama pada seseorang yang tidak menunaikan janji." Demikian hadis Rasulullah SAW, sebagaimana diriwayatkan Ahmad dan Ibnu Hibban.

Baca Juga

Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun, sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syar'i, amanah bermakna menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan.

Seperti makna dalam firman Allah SWT, surah an-Nisa ayat 58. Artinya, "Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah kepada pemiliknya, dan bila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil."

Ayat di atas menegaskan, amanah tidak melulu menyangkut urusan material dan hal-hal yang bersifat fisik. Janji, menunaikan hak Allah, memperlakukan sesama insan secara baik, itu semua termasuk amanah. Para pemimpin juga memikul amanah yang sangat besar.

Terkait dengan pemimpin ini, Rasulullah SAW bersabda, "Setiap kalian adalah pemimpin dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Amir adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Lelaki adalah pemimpin di tengah keluarganya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan atas anak-anaknya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentangnya. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang itu. Dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya."

Setiap insan pasti memikul amanah. Allah SWT berfirman dalam surah al-Ahzaab ayat 72. Terjemahannya, "Sesungguhnya Kami menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung. Namun, mereka menolak dan khawatir untuk memikulnya. Dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim lagi bodoh."

Dan jika manusia mulai banyak menyia-nyiakan amanah, kiamat akan segera datang. Rasulullah bersabda, "Jika amanah diabaikan maka tunggulah kiamat."

Sahabat bertanya, "Bagaimanakah ciri amanah itu disia-siakan, wahai Rasulullah?"

Rasulullah menjawab, "Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran." Demikian hadis riwayat Bukhari.

Amanah besar yang dapat dirasakan oleh setiap pemimpin dari ayat di atas adalah bagaimana melaksanakan berbagai kewajiban dan menunaikannya sebagaimana mestinya. Wallahu a'lam.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement