Selasa 08 Jul 2025 15:05 WIB

11.921 Jamaah Haji Indonesia Alami Sakit Myalgia

Jamaah diimbau untuk memberikan waktu istirahat cukup bagi otot.

Rep: Fuji EP/ Red: A.Syalaby Ichsan
Jamaah haji dari berbagai belahan dunia  melaksanakan tawaf ifadah, Senin (9/6/2025).
Foto: Republika/Teguh Firmansyah
Jamaah haji dari berbagai belahan dunia melaksanakan tawaf ifadah, Senin (9/6/2025).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Myalgia atau nyeri otot menjadi salah satu keluhan terbesar yang dirasakan oleh banyak anggota jamaah haji selama menjalankan ibadah di Tanah Suci, Arab Saudi. Berdasarkan data dari Siskohatkes hingga 5 Juli 2025 pukul 16.00 WAS, sebanyak 11.921 jamaah dilaporkan mengalami myalgia dan telah mendapatkan penanganan dari petugas kesehatan kloter.

Keluhan ini tercatat sebagai kasus terbanyak ketiga setelah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan hipertensi. Meski kerap dianggap sepele, myalgia bisa sangat mengganggu kenyamanan dan aktivitas jamaah, terlebih saat menjalani ibadah yang menuntut kondisi fisik prima maupun dalam perjalanan panjang kembali ke Tanah Air.

Baca Juga

"Ibadah haji merupakan ibadah yang mengandalkan kekuatan fisik. Aktivitas berjalan kaki yang intens membuat otot bekerja lebih keras dari biasanya, yang memicu kelelahan dan nyeri otot," kata Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi, dr. Mohammad Imran melalui pesan tertulis yang diterima Republika, Selasa (8/7/2025)

Menurut Imran, ada sejumlah faktor yang menyebabkan tingginya angka kasus myalgia di kalangan jamaah haji. Pertama, aktivitas fisik yang berlebihan seperti tawaf, sa'i, melempar jumrah, dan berjalan jarak jauh menjadi pemicu utama. Kedua, perubahan iklim dan lingkungan ekstrem antara daerah asal dan Arab Saudi turut memengaruhi daya tahan tubuh dan respons otot.

Faktor lainnya adalah kurangnya persiapan fisik sebelum keberangkatan. Banyak jamaah haji yang belum terbiasa dengan aktivitas berat, sehingga otot mereka tidak siap menghadapi beban fisik selama haji. Selain itu, dehidrasi akibat kurangnya asupan cairan serta posisi tidur yang tidak ergonomis juga memperburuk kondisi otot.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement