REPUBLIKA.CO.ID,PADANG--Hingga hari keenam, keterlambatan masih terjadi pada pemulangan jemaah haji, bahkan Kloter 6 Debarkasi Padang terlambat tiba di Tanah Air selama 11 jam, dari jadwal yang direncanakan pukul 07.15 WIB, namun pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 3506 baru mendarat pukl 18.05 WIB.
"Keterlambatan memang masalah rutin pada masa awal pemulangan, terjadi dari tahun ke tahun. Ini karena proses pemberangkatan pesawat dari Arab Saudi tidak tepat waktu, karena gate yang terbatas serta proses imigrasi yang memakan waktu cukup lama," kata Kabid Haji, Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag Sumbar selakuSekretaris PPIH Debarkasi Padang, Japeri Jarab.
Menurut data di sekretariat debarkasi Padang, mulai kloter pertama hingga keenam, seluruh pesawat tiba terlambat dari jadwal di atas enam jam. Kloter pertama terlambat 9 jam, kedua 8 jam, ketiga 13 jam, keempat 11 jam, kelima 6 jam, dan keenam 11 jam. "Pada masa ini jemaah haji dari berbagai negara secara serentak kembali ke tanah air masing-masing," tambah Japeri.
Ia menambahkan , proses pelayanan jemaah haji di embarkasi atau debarkasi Padang berjalan lancar, sehingga jemaah yang dilayani sebanyak 7.616 orang dari provinsi Sumatra Barat, Bengkulu dan Jambi seluruhnya berangkat ke Tanah Suci. "Hingga kemarin, 29 November 12 orang yang wafat di Tanah Suci," kata Japeri.
Demikian pula, pelayanan pemulangan jemaah di debarkasi Padang. Begitu pesawat haji tiba di Bandara Internasional Minangkabau jemaah turun langsung dibawa ke asrama haji. Setelah dikumpulkan sejenak, jemaah dipersilahkan menuju ke rumah masing-masing. "Jemaah akan menerima air zamzam, dan bagasi mereka diserahkan kepada panitia daerah, jadi jemaah tidak perlu mengangkat koper sendiri," kata Japeri lagi.
Ia juga memerintahkan petugas keamanan memperketat penjagaan pintu masuk asrama haji Parupuk Tabing. Upaya ini untuk mencegah aksi yang terjadi pada proses pemulangan jemaah haji kloter kelima. Kejadiannya karena ada keluarga jemaah asal Kabupaten Kerinci, Jambi yang melompat pagar. Ini juga karena luapan rasa rindu baik keluarga maupun jemaah yang lari menyambut keluarga.
Namun demikian ia tetap menyayangkan peristiwa itu terjadi, karena sesuai dengan protap, keluarga jemaah hanya boleh menjemput di luar asrama, mereka dilarang masuk ke dalam asrama. "Aksi tersebut baru pertama kali terjadi selama Padang jadi embarkasi haji," kata Japeri