Selasa 30 Nov 2010 03:05 WIB

Dianggap Ingin Islamisasi Partai, Politikus Muslim Prancis Alami Diskriminasi

Rep: Islamtoday/ Red: Budi Raharjo
Ilham Moussaid
Ilham Moussaid

REPUBLIKA.CO.ID,PARIS--Dua belas aktivis Olivier Besancenots dari Partai Anti Kapitalis Baru (NPA) mengundurkan diri karena diperlakukan diskriminatif. Di antara mereka adalah Ilham Moussaid, kandidat anggota parlemen regional yang kerap diperlakukan diskriminasi karena mengenakan jilbab.

Pencalonan Muslimah ini dianggap telah membuat partai terpecah belah, lantaran dia mengenakan jilbab. Moussaid merupakan seorang Muslim yang taat dan mengidentifikasi dirinya sebagai 'pro-choise feminist'.

Sejak pemilu lalu, masalah jilbab ini tak juga terpecahkan di tubuh NPA. Lantaran kalah dalam pemungutan suara di internal partai mengenai jilbab, para aktivis atau politikus itu memutuskan untuk hengkang. ''Beberapa orang takut pada kami karena kami dianggap ingin meng-Islamkan partai,'' ujar Abdul Zahir.

Beberapa anggota partai menuduh Moussaid dan lainnya ingin meng-Islamkan NPA. ''Beberapa orang terpecah antara anti-kapitalisme dan representasi politik umat Muslim, yang bukan bagian dari proyek NPA. Kami adalah partai feminis, emansipatoris dan sekuler. Representasi partai seharusnya juga,'' dalih Pierre-Francois Grond, anggota eksekutif nasional partai itu.

INgrid Hayes, anggota dewan nasional yang juga penentang pemakaian jilbab menganggap jilbab sebagai bentuk penindasan terhadap perempuan. ''Kami bukan partai ateis. Tapi agama lebih banyak memecah belah dari pada menyatukan,'' tudingnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement